Ada tiga pendekatan dalam sosiologi mengenai apa itu masyarakat:
- Masyarakat sebagai sistem sosial
- Masyarakat sebagai sistem interaksi
- Masyarakat sebagai pertukaran sosial
Elemen-elemen yang peru diketahui mengenai konsep saling ketergantungan:
- Minimal ada dua bagian yang saling berhubungan
- Saling ketergantungan tidak selamanya seimbang
- Adanya saling membutuhkan antar bagian dalam sistem itu
Durkheim memiliki pokok pikiran tentang masyarakat. Pokok pikiran tersebut sangat dipengaruhi oleh paham-paham organisme biologis seperti halnya Comte dan Spencer. Pokok pikiran Durkheim tentang masyarakat antara lain:
- Masyarakat merupakan keseluruhan yang lebih dari hanya sekedar kumpulan atau tumpukan indivodu belaka
- Masyarakat adalah fakta sosial. Karena itu fakta sosial sebagai keseluruhan terdiri dari fakta sosial-fakta sosial yang tergantung satu sama lain
- Saling ketergantungan harus dilihat dalam konteks fakta sosial atau keseluruhan
- Dalam pandangan Durkheim keseluruhan mempengaruhi individu, namun dalam pandangan Spencer, individu mempengaruhi keseluruhan
- Dasar kehidupan masyarakat adalah keteraturan sosial
- Saling percaya jauh lebih penting daripada rasio
- Kesadaran Kolektif
Dalam penjelasan durkheim tentang homo duplex, kelihatan bahwa individu atau semua hal yang berhubungan dengan diri egoistik tunduk pada fakta sosial. Kesadaran kolektif adalah fakta sosial. Fakta sosial kurang lebih sama dengan social current. Social current selalu berhubungan dengan ritus dan ritual yang banyak terjadi dalam agama, upacara kenegaraan dan lain-lain
- Durkheim tentang Solidaritas Sosial
Pembeda | Solidaritas Organik | Solidaritas Mekanik |
Masyarakat | Modern | Tradisional |
Pembagian kerja | Tinggi | Rendah |
Hukum | Sipil administratif | Kriminal |
Sifat hukum | Restitutif | Represif |
Kesadaran kolektif | Rendah | Tinggi |
tekanan | Perbedaan/individu | Persamaan/kolektif |
Weber tentang Masyarakat Majemuk
Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri dari banyak elemen/asosiasi yang bebas dan berdiri sendiri, yang menjamin kebebasan individu untuk memilih asosiasi mana yang diinginkannya, dan untuk kebebasan itu baik asosiasi maupun individu memperoleh jaminan hukum dari pemerintah/negara. Secara eksplisit pokok-pokok pikiran dalam pluralisme berhubungan dengan disiplin sosiologi dan disiplin politik. Namun, dalam sosiologi weber, kedua disiplin ini saling bertemu. Sangat jelas hubungannya dengan perebutan kekuasaan yang diperoleh dari suara individu secara perorangan. Weber memperlihatkan dengan jelas pentingnya individu itu.
Ada tiga macam keteraturan menurut Weber yang mengikat orang dengan sesamanya yaitu tatanan ekonomi, tatanan politik, dan tatanan kebudayaan. Masing-masing tatanan ini mempengaruhi perilaku manusia dengan hasil yang tidak sama untuk semua orang. Bila masuk dalam bidang ekonomi, individu diminta untuk menyesuaikan dirinya dengan pola perilaku yang sudah ditentukan menurut prinsip-prinsip ekonomi seperti harus rasional, rajin, ulet, pandai menggunakan waktu luang dan sebagainya. Berdasarkan prinsip-prinsip itulah orang berkumpul dan membuat perseroan terbatas. Hal yang sama juga berlaku untuk politik dan kebudayaan. Inilah kenyataan yang menjadi gagasan Weber tentang masyarakat majemuk.
Tatanan ekonomi adalah tatanan yang paling impersonal. Artinya dia tidak pandang bulu, dia tidak mempermasalahkan apakah orang yang terihat dalam pertukaran itu berstatus tinggi atau rendah. Tatann ekonomi yang impersonal ini sekaligus bersifat rasional. Hubungan antara tatanan ekonomi dengan individu dinyatakan Weber dalam konsep probabilita. Berdasarkan hubungan probabilita ini lalu Weber sampai pada pembagian tipologi tindakan sosial yaitu rasional intrumental, rasional berorientasi nilai, tradisional dan afektif. Keempatnya adalah tipe ideal. Tindakan manusia biasanya merupakan tipe campuran dari keempat atsu tiga atau keduanya.
Tatanan ekonomi, politik dan kebudayaan tidak sama dengan dimensi privilese, politik dan kebudayaan dalam stratifikasi sosial. Keduanya berhubungan erat yang hanya dapat ditemukan dalam individu. Individu dalam pandangan Weber sanngat ditekankan. Dan karena individu inilah maka ketiga tatanan diatas hubungannya dengan stratifikasi sosial, membentuk satu keseluruhan jaringan pola hubungan sosial yang kurang lebih bersifat konstan, dan yang mempunyai arti subjektif bagi individu yang termasuk dalam tatanan itu. Inilah yang disebut dengan istilah tatanan sosial atau struktur sosial atau sistem sosial dalam pandangan Weber. Dalam masyarakat indonesia yang majemuk, kerangka analisis Weber sangat relevan. Dia menekan konflik yang terjadi antara institusi sosial, antara tatanan yang satu melawan yang lain hanya karena iandividu yang ingin dipengaruhi. Dan individu itu bebas, sehingga tatanan-tatanan ini harus benar-benar bersaingan untuk merebut individu ini.
Heru Cahyono, Mahasiswa Fakultas Dakwah Prodi KPI UIN SUKA Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar