Kamis, 11 Agustus 2011

Citizen Journalizem

Citizen journalism dapat disebut juga Jurnalisme Publik. Arti dari jurnalisme Publik sangatlah luas dan tidak terbatas atau diartikan dalam hubungan masyarakat dengan sebuah media massa Penerapan asas jurnalismenya sendiri mempunyai rentang alternatif cukup lebar. Mulai dari penganut ekstrim liberal yang memberikan kebebasan seluas - luasnya kepada para kontributor tanpa batasan apapun untuk menyampaikan informasi apapun. Hingga yang paling aman terkendali, yaitu melalui proses seleksi jurnalis yang dianggap pas dan sesuai oleh media yang bersangkutan - meskipun tetap berasal dari publik, dan menjadi satu kelompok yang secara khusus dibina untuk menjadi kontributor media mereka.Di antara kedua ekstrem tersebut, masih banyak varian lain dari model jurnalisme publik. Intinya, sumber dari warta atau informasi adalah berasal dari masyarakat luas atau publik. Untuk menciptakan sebuah lingkungan informasi bermutu, tentu diperlukan rambu – rambu yang perlu ditaati oleh setiap anggota komunitas. Tidak ada yang dapat menjamin semua akan patuh dan taat atas rambu – rambu yang ada. Namun, penerimaan eksistensi seorang anggota dalam komunitas itu sendiri, telah menjadi sebuah proses seleksi awal atas saringan informasi yang bermutu. Lagi – lagi, publik bertanggung jawab atas informasi yang dikonsumsinya.
2. Peran dan Fungsi Citizen Journalism
Citizen Journalism dimanfaatkan melalui situs – situs di internet. Kita ketahui bahwa situs internet merupakan akses tercepat untuk mendapatkan berita dan bagaimana masyarakat dapat memperoleh semua informasi dengan cepat. Bukan hanya informasi dalam negri saja yang dapat kita peroleh di situs internet tetapi juga informasi seluruh dunia dapat kita dapatkan hanya dengan sekali klik saja. Bukan hanya wartawan professional saja yang dapat menulis berita di situs internet tetapi juga orang awam yang mempunyai berita juga dapat menulis berita disitus internet.
Keanekaragaman situs internet menawarkan banyak informasi baik informasi yang benar maupun informasi yang tidak benar. Citizen Journalism sangat membantu atau bermanfaat bagi orang-orang yang sibuk sehingga membutuhkan informasi yang cepat dan dapat dipercaya.
3. Perkembangan Citizen journalism
Dalam jurnalisme online, pengakses atau ‘pembaca’ menjadi subyek berita seperti pada media massa konvensional sebelumnya. Beberapa tahun belakangan ini sudah mulai era baru dunia jurnalisme dengan konsep partisipatif, dimana siapa pun bisa melaporkan apa saja ke publik. Berita, opini, reportase, sampai curhat yang sangat pribadi, semua bisa dipublikasikan kepada orang lain dan dinikmati secara luas.

citizen journalism mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
kelebihannya adalah informasi tersalurkan dengan cepat, pembaca pun bisa mengirimkan reaksinya secara langsung. Sehingga materi yang ada diperbincangkan dalam situs tersebut bisa saja lebih hangat dibandingkan situs yang memiliki editor.
Namun, kelemahannya, situs model wiki bisa dipakai oleh orang-orang tidak bertanggungjawab yang mengirimkan tulisan yang tidak baik. Artikel atau segala informasi yang dikirimkan pun bisa jadi masih dangkal dan tidak sesuai dengan kode etik jurnalistik.
tulisan yang ada dalam situs yang mengusung citizen journalism, tidak hanya berisikan tulisan warga non-jurnalis. Tidak sedikit pula jurnalis professional ikut menjadi anggota situs. Keadaan ini disebabkan idealisme dalam citizen journalism masih dijunjung tinggi tanpa terusik kepentingan apapun. Mereka ingin berbagi pengalaman dengan lebih leluasa, mengungkapkan sesuatu yang tidak bisa dilakukan dalam pekerjaan mereka. Inilah yang menjadi perbedaan nyata antara jurnalis warga dan jurnalis professional.
Citizen journalism hadir bukan menjadi pesaing media konvensional, tapi sebagai alternatif yang memperkaya informasi. Dalam citizen journalism, seorang jurnalis professional dan jurnalis warga bisa saling berbagi dalam membuat produk jurnalistik yang kredibel sekaligus benar-benar beresensikan kemanusiaan, tanpa diusik kepentingan apapun yang menghambat idealisme. Perkembangan online citizen journalism bergantung pada banyaknya warga yang bisa mengakses internet. Di Indonesia, menurut APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) menunjukkan jumlah pengguna internet hingga tahun 2006 berjumlah 20 juta orang, sementara jumlah pelanggan internet adalah enam juta orang. Peningkatan jumlah pengguna blog pun semakin bertambah, diperkirakan jumlah blog Indonesia yang aktif hingga Mei 2007 sudah mencapai 30.000 (Priyadi’s Place, 13 Oktober 2005). Tidak semua blogger mengusung citizen journalism, namun kondisi ini menunjukkan tingkat melek teknologi dan budaya menulis warga Indonesia yang semakin besar. Selagi masyarakat Indonesia masih mau berbagi (to share) dengan menuliskan informasi atau opininya, citizen journalism akan terus berkembang dan diharapkan menjadi media alternatif yang bisa melahirkan demokrasi dan mencerdaskan masyarakat.
Adapun prinsip Citizen journalism, menurut David k. Perry diantaranya:
• Mengusahakan situasi Koran dan para jurnalis sebagai partisipan aktif dalam kehidupan kelompok karena akan lebih baik dan tidak memihak.
• Membuat Koran, Forum untuk diskusi dari isu-isu yang ada dalam kelompok.
• Melayani isu ataupun kegiatan dan masalah-masalah penting bagi masyarakat biasa.
• Mempertimbangkan pendapat umum melalui proses diskusi dan debat diantara anggota komunitas.
• Mengusahakan untuk mengunakan jurnalisme untuk mempertinggi keuntungan sosial.
cyizen journalism, menawarkan banyak hal yang membawa keuntungan bagi masyarakat, gempa dan tsunami yang baru-baru saja terjadi di jepang serta tsunami Aceh pada 2004 lalu menjadi salah satu bukti kecepatan informasi yang disediakan oleh jurnalisme online melalui citizen journalism. Hal ini membenarkan keterbukaan ruang publik yang disediakan oleh media kepada masyarakat untuk berperan aktif menyajikan, mengirimkan video dan gambar langsung dari tempat kejadian sehingga dengan cepat dapat diketahui oleh publik secara luas. kelebihan citizen journalism salah satunya adalah kecepatan menerima informasi. kecepatan informasi dari publik bisa membantu instansi berita menerima dan mengolah informasi.
Namun karena berita-berita yang bersumber dari warga ini bersifat bebas, maka kebenaran dari informasi tersebut tidak bisa di percaya karena tidak adanya verifikasi data atau tidak di landasi dengan kaidah-kaidah jurnalistik yang lainnya, dalam citizen journalism sebuah isu yang belum pasti kebenarannya sudah bisa di jadikan berita sehingga seringkali keabsahan berita dari citizen journalism dianggap lemah sebagai jurnalisme yang berkualitas. Hal ini terjadi karena bisa menimbulkan disinformasi bagi publik secara luas jika berita yang disampaikan ternyata tidak terbukti kebenarannya. Tentu ini bisa dimaklumi karena ketidaktahuan mengenai etika-etika dalam berjurnalistik, tidak semua orang yang berperan dalam citizen journalism mengerti bagaimana proses sebuah informasi atau isu bisa berubah menjadi sebuah berita dan menjadi layak untuk disampaikan kepada publik.
Untuk itu perlu adanya langkah-langkah yang dilakukan untuk menghindari terjadinya diisinformasi yang ditimbulkan karena adanya pemberitaan yang salah oleh si pelaku citizen Journalism, ini bisa dilakukan dengan mematuhi prinsip-prinsip yang telah di tetapkan dalam kaidah-kaidah jurnalistik seperti memiliki kemampuan menulis yang baik dalam artian menghindari kesalahan dalam penulisan kalimat, dan mengikuti EYD yang di tetapkan, mempertahankan akurasi, harus mempertahankan kelengkapan data dari informasi atau berita yang ingin disajikan, kepastian akan kebenaran berita harus di tinjau kembali, menghindari subyektivitas dalam penyajian berita, harus mempunyai kepekaan dan kekritisan dalam menanggapi suatu isu , dasar-dasar jurnalisme seperti struktur atau anatomi berita, elemen berita, nilai berita sebaiknya harus di kuasai dengan baik, selain itu mengikuti standar yang telah di tetapkan oleh jurnalisme online itu sendiri misalnya dalam jumlah paragraf, kejelasan informasi, dan unsur kemenarikan tetap perlu untuk menjadi perhatian.
Langkah-Langkah Untuk Menggagas Citizen JournalismPersepektif media (Steve Outing, 11 layer or citizen journalism)
1. membuat debat umum, membuka tanggapan public dan tentukan isu terlebih dahulu.
2. merekrut warga sebgai reporter
3. membuka sumber laporan: mengundang audience untuk memberi tanggapan dahulu “official” pempublikasi menggunakan panel pembaca.
4. citizen bloghouse: pendekatan penjumlahan dan pendekatan pemilihan
5. transparan : sharing proses dengan khalayak
6. berdiri sendiri tempat jurnalisme warga: persi yang telah diubah
7. berdiri sendiri tempat jurnalisme warga: persi tidak diubah
8. menambah pada persi cetakan
9. cabang: pendekatan (CJ) dalam satu naungan
10. menggantungkan sesame bawahan.

Perspektif Public / Citizen
1. mengidentifikasikan isu
2. membuka wacana (dengan blog sendiri, memanfaatkan ruang-ruang yang disediakan media)
3. berpartisipasi dalam forum-forum perdebatan public
4. menulis, mencari, dan berdiskusi
5. mempublikasikan
6. harus ada produk kongret, tidak hanya sharing gagasan (ide)
7. konsisten pada tujuan itu lebih baik
Amunisi Yang Diperlukan
1. kepekaan mengenali isu public
2. kemampuan menulis
3. dasar-dasar jurnalisme: struktur/anatomi berita, elemen berita, nilai berita.
4. kecakapan menggunakan teknologi media
5. mental sikap: jujur, handal dan tekun.

Citizen journalism adalah jurnalisme warga atau pewarta warga yang melakukan proses jurnalisme mulai dari pendataan, pengumpulan, pelaporan, menganalisa, hingga menyebarluaskan berita dan informasi kepada khalayak ramai.
Singkatnya sih citizen journalism adalah masyarakat yang membuat berita dan menyebarluaskannya, tentunya harus mengikuti Undang – Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Masa depan citizen journalism ini mengajak masyarakat mandiri, andal, akurat, menyebarluaskan informasi. Citizen journalism adalah bentuk khusus dari pewarta warga serta user generated content.
Kini banyak media online yang mulai mengembangkan citizen journalism, salah satunya detikcom yang melakukan roadshow ke 7 kota besar di Indonesia. Palembang menjadi kota keempat seminar pada roadshow seminar media online. Bertajuk ’Online Media: Citizen Journalism & Entrepreneurship’ detikcom mengajak warga untuk membangun portal lokal di Sumsel. Seminar yang digelar di Ballroom Hotel Novotel Palembang mendapatkan respon yang sangat tinggi.

Heru Cahyono, Mahasiswa Fakultas Dakwah Prodi KPI UIN SUKA Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar