Kamis, 27 Oktober 2011

Senam 15 Jurus Olah Vocal

Bagi presenter/penyiar radio atau TV yang pernah mengikuti Diklat, latihan pernafasan dengan senam 15 jurus sudah pasti dikenal. Namun, bagi yang belum mengetahui tak ada salahnya untuk belajar disini. Simak senam 15 jurus berikut ini.


1. Lion Face
· melemaskan otot wajah
· muka diciutkan bersamaan dengan menguncupkan jari tangan;
· muka dilebarkan sambil menjulurkan lidah dengan jari dikembangkan
· hitungan 5 X

2. Mengurut Rahang
· melemaskan otot wajah
· jari mengurut pipi dari muka ke belakang
· di saat yang sama, rahang bawah digerakkan ke samping
· hitungan 10 X

3. Melipat Lidah ke Atas
· untuk melenturkan lidah
· lidah dilipat ke atassampai menyentuh langit2 mulut
· hitungan 5 X

4. Melipat Lidah ke Bawah
· untuk melenturkan lidah
· lidah dilipat ke bawah dan ujung lidah menekan barisan gigi bawah
· hitungan 5 X

5. Lidah Menyapu Bibir
· untuk melenturkan lidah
· lidah dijulurkan kemudian berputar menyapu bibir
· hitungan 10 X

6. Menggerakkan bibir/ motorboat
· melenturkan lidah sekaligus melatih pernapasan
· tarik napasdalam-dalam; bungkukkan badan sambil meneluarkan napas melalui bibir.
· Ketika udara keluar melalui bibir, buat bibir bergetar sehingga menimbulkan bunyi seperti motorboat
· Saat badan membungkuk biarkan tangan tergantung lemas, sambil menggoyang telapak tangan
· Hitungan 10 X
- Mengatupkan gigi
· Untuk melemaskan otot-otot rahang
· Gigi dikatupkan dengna kuat, sementara disaat yang sama kedua tangan juga mengepal dengan kuat, dan bibir dalam posisi terbuka
- Hitungan 10 X

7. Latihan leher
· Untuk melemaskan otot-otot rahang
· Gigi dikatupkan dengan kuat, sementara disaat yang sama kedua tangan juga mengepal dengan kuat, dan bibir dalam posisi terbuka

8. Pijat tenggorokan
· Untuk melenturkan tenggorokan dan pita suara
· Tarik nafas, keluarkan perlahan sambil mengucapkan bunyi ‘A’ sementara jari tangan memijat tenggorokan /leher bergerak ke atas dan ke bawah
· Hitungan 10X

9. Memutar bahu
· Memperkuat otot bahu sehingga dada menjadi bidang sekaligus membuat tahan duduk dalam waktu yang lama
· Putar sendi bahu ke belakang sementara tangan dalam posisi lurus. Perhatikan siku jangan menekuk
· Hitungan 10 X

10. Sayap malaikat/ angel wings
· Memperkuat otot bahu sekaligus melenturkannya agar bisa menimbulkan resonansi di punggung.
· Kedua tangan diluruskan ke depan dengan jari-jari terbuka. Kemudian lengan disorong ke depan bergantian kiri dan kanan. Pada waktu lengan disorong ke depan, jari-jari bergerak seperti dalam tarian kecak. Perhatikan : Pinggang dalam posisi tidak ikut bergerak.
· Hitungan 10 X

11. Ping pong
· Memperkuat otot bahu sekaligus melatih artikulasi dan anti ‘popping’.
· Gerakan sama dengan nomer 11, hanya saja posisi tangan dikepalkan seperti orang bertinju.
-Sementara gerakan menyorong lengan dihentak seperti petinju melakukan pukulan ‘jab’. Saat lengan disorong ke depan bergantian kiri dan kanan. Pada waktu lengan disorong bergantian, mulut membunyikan kata-kata ‘ping-pong’ bergantian. Gerakan, berakhir dengan menarik kedua lengan ke atas.
· Hitungan 10 X

12. Napas panjang
· Untuk memperkuat pernafasan.
· Dongakan kepala, tarik nafassedalam-dalamnya melalui hidung kemudian keluarkan udara dari mulut yang terbuka sepelan mungkin tanpa mengeluarkan hembusan angin. Apabila udara sudah mulai habis dan dada terasa sesak, bungkukkan badan dengan cepat untuk
· Hitungan 10 X

13. Menarik perut/ pif paf
· melenturkan otot perut sekaligus belajar mencuri napas
· tarik nafas sedalam-dalamnya, hingga perut menggembung, kemudain keluarkan dengan cepat melalui gerakan mengempiskan perut yang digerakkan dengan cepat.
· Hitungan 10X

14. Meraih bintang/ reaching the stars
· menguatkan otot punggung dan pinggang
· Bungkukkan badan dengan tangan tergantung. Kemudian gerakan tangan ke samping kiri atau kanan setinggi mungkin seakan-akan hendak meraih bintang. Jaga agar pinggang dan dada tetap lurus, dan bila tangan kanan meraih bintang maka kaki kiri akan menjinjit, begitu juga sebaliknya.
Materi ini sebenarnya sangat cock buat yang ingin jadi MC atau Presenter, tapi kalau melihat secara keseluruhan, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan latihan seni yang lain untuk mengatur pernafasan dengan menggunakan diafragma.
READMORE -

Tips Olah Cocal

image
Banyak kan diantara teman2 yang ingin belajar olah vocal ato kepingin bisa nyanyi..? Nah, disini saya ada sedikit tips yang saya dapet dari orang2 yang berpengalaman dibidang vocal.
untuk memulai latihan vokal yang baik itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan;
~*1. Relax. 
Seluruh badan mulai dari kepala sampai ujung kaki harus diberi latihan supaya santai.
Misal:
ambil napas pelan-pelan, lalu hembuskan. Diulang terus dengan teratur.
Bisa juga pada saat menghembuskan badan kamu bungkukkan badan (kayak posisi rukuk waktu sholat, tapi kepala nggak lihat ke depan, tapi ke bawah (bahkan agak ngeliat ke belakang lewat kolong kedua kaki), juntaikan tangan ke bawah. Digoyangkan biar relax. (posisi kedua telapak kaki lurus ke depan dengan jarak sejengkal di antara keduanya.
Lalu perlahan-lahan naik, angkat badan kamu, tapi tumpu kekuatan lewat punggung. Jadi kamu akan ngerasa kalau tulang belakang kamu itu perlahan-lahan naik ke atas ngikutin badanmu yang ikut tegak. Selama proses itu kamu bernapas dengan teratur. (Kalau ada temanmu, dia bisa memijat punggung sembari badanmu naik menuju posisi tegak.
Itu sangat membantu proses relaksasi.
~ *2. Latih bagian rahang dengan huruf-huruf vokal dan konsonan. Ingat, rahang harus relaks.
A I U E O
latihan diafraghma:
huruf K-Ch-K-ch-sssst-th. dengan tempo cepat.
ho-ho-ho…ha-ha-ha
Lalu latihan wilayah nasal (hidung):
“nya-nya-nya” dengan benar-benar menekankan suara cempreng dari hidung.
Lalu latihan bibir
nyanyikan tangga nada dengan bibir terkatup jadi bunyinya bakal
“brrrrr-brrrr-brrr-brrr”
nyanyikan tangga nada, arpeggio, secara staccato (patah) maupun legato.
Latihan lidah
“La-la-la. ra ra ra, tatata.”
(biar ga bosen bisa sekalian latih semuanya pakai tangga nada, arpeggio.)
~ *3. Setelah sudah relaks, kamu baru boleh nyanyi. 
Ketika nyanyi, harus konsentrasi dengan target nada. Napas harus teratur dan kontrol power
READMORE -

Manajemen Konflik: Definisi dan Teori-teori Konflik

Definisi Manajemen Konflik
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.

Fisher dkk (2001:7) menggunakan istilah transformasi konflik secara lebih umum dalam menggambarkan situasi secara keseluruhan.
  • Pencegahan Konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras.
  • Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui persetujuan damai.
  • Pengelolaan Konflik, bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku positif bagi pihak-pihak yang terlibat.
  • Resolusi Konflik, menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok yang bermusuhan.

  • Transformasi Konflik, mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.
Tahapan-tahapan diatas merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan dalam mengelola konflik. Sehingga masing-masing tahap akan melibatkan tahap sebelumnya misalnya pengelolaan konflik akan mencakup pencegahan dan penyelesaian konflik.
Sementara Minnery (1980:220) menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan proses, sama halnya dengan perencanaan kota merupakan proses. Minnery (1980:220) juga berpendapat bahwa proses manajemen konflik perencanaan kota merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik perencanaan kota secara terus menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif dan ideal. Sama halnya dengan proses manajemen konflik yang telah dijelaskan diatas, bahwa manajemen konflik perencanaan kota meliputi beberapa langkah yaitu: penerimaan terhadap keberadaan konflik (dihindari atau ditekan/didiamkan), klarifikasi karakteristik dan struktur konflik, evaluasi konflik (jika bermanfaat maka dilanjutkan dengan proses selanjutnya), menentukan aksi yang dipersyaratkan untuk mengelola konflik, serta menentukan peran perencana sebagai partisipan atau pihak ketiga dalam mengelola konflik. Keseluruhan proses tersebut berlangsung dalam konteks perencanaan kota dan melibatkan perencana sebagai aktor yang mengelola konflik baik sebagai partisipan atau pihak ketiga.
Teori-teori Konflik
Teori-teori utama mengenai sebab-sebab konflik adalah:
a. Teori hubungan masyarakat
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat.
Sasaran: meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok yang mengalami konflik, serta mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman yang ada didalamnya.
b. Teori kebutuhan manusia
Menganggap bahwa konflik yang berakar disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik, mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Hal yang sering menjadi inti pembicaraan adalah keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi.
Sasaran: mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, serta menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan itu.
c. Teori negosiasi prinsip
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.
Sasaran: membantu pihak yang berkonflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan berbagai masalah dan isu dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap. Kemudian melancarkan proses kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak.
d. Teori identitas
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan.
Sasaran: melalui fasilitas lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami konflik, sehingga dapat mengidentifikasi ancaman dan ketakutan di antara pihak tersebut dan membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
e. Teori kesalahpahaman antarbudaya
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda.
Sasaran: menambah pengetahuan kepada pihak yang berkonflik mengenai budaya pihak lain, mengurangi streotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain, meningkatkan keefektifan komunikasi antarbudaya.
f. Teori transformasi konflik
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya dan ekonomi.
Sasaran: mengubah struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan termasuk kesenjangan ekonomi, meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang di antar pihak yang berkonflik, mengembangkan proses dan sistem untuk mempromosikan pemberdayaan, keadilan, perdamaian, pengampunan, rekonsiliasi, pengakuan. Sumber : http://jepits.wordpress.com/2007/12/19/manajemen-konflik-definisi-dan-teori-teori-konflik/
READMORE -

Integrasi Sosial

Pengertian integrasi sosial : proses menyatunya berbagai unsur dalam masyarakat.
Yang dimaksud dengan unsur adalah kelompok-kelompokdalam masyarakat, seperti suku bangsa, umat beragama, dan lain-lain.

Bentuk-bentuk integrasi sosial :

a. Aspek fisik : adanya keluarga, lembaga masyarakat, dan negara.

Penjelasan :
*Adanya keluarga-keluarga dalam  masyarakat menunjukkan bahwa individu-individu yang berlainan jenis kelamin dan mungkin berlainan suku bangsa telah bersatudalam ikatan perkawinan.
*Adanya negara menunjukkan bahwa berbagai kelompok dalam masyarakat pada suatu wilayah tertentu telah bersatumembentuk suatu wadah bersama, yaitu negara.

b. Aspek psikis : adanya kesadaran diri untuk menyatu dengan yang lainnya.

c. Aspek hubungan sosial : adanya kerja sama antara yang satu dengan yang lainnya.

d. Aspek proses : adanya usaha untuk mengurangi perbedan.

Syarat berhasilnya integrasi sosial menurut Meyer Nimkoff dan William F. Ogburn :
a. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
b. Tercapainya konsensus (kesepakatan) mengenai nilai-nilai dan norma sosial.
c. Norma-norma berlaku cukup lama dan konsisten.

Fase-fase integrasi :

a. akomodasi : penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok manusia untuk meredakan pertentangan atau konflik.

b. kerjasama

c. koordinasi : mengatur kegiatan agar tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur.

d. asimilasi : pembauran nilai dan sikap warga masyarakat yang tergolong sebagai satu bangsa

Faktor pendorong integrasi sosial :
a. Faktor internal :
- kesadaran diri sebagai makhluk sosial
- tuntutan kebutuhan
- jiwa dan semangat gotong royong

b. Faktor eksternal :
- tuntutan perkembangan zaman
- persamaan kebudayaan
- terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
- persaman visi, misi, dan tujuan
- sikap toleransi
- adanya kosensus nilai
- adanya tantangan dari luar

Secara sosiologis, keberhasilan pemerintah menangani berbagai pergolakan di daerah yang akan memisahkan diri dari NKRI berdampak positif untuk memperkuat : integrasi nasional.
(UN 2010)

Referensi :
Niniek Sri Wahyuni dan Yusniati. 2007. Manusia dan Masyarakat. Jakarta : Ganeca Exact.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring.
READMORE -

KERANGKA TEORI TALCOTT PARSONS UNTUK MEMAHAMI INTEGRASI SOSIAL

I. Latar Belakang
Pada Tahun 1971 di Lhok Seumawe, Aceh, mulai di rintis pembangunan proyek gas alam cair (LNG), didahului dengan kegiatan pembebasan tanah-tanah milik penduduk. Kegiatan pembebasan tanah berlangsung hingga tahun 1975 yang diwarnai adanya ketegangan-ketegangan. Ketegangan itu misalnya, dalam bentuk penduduk tidak bersedia menyerahkan tanah miliknya walaupun telah disediakan uang pengganti kerugian, karena beranggapan bahwa tanah pusaka peninggalan orang tua tidak boleh dijual atau diserahkan kepada orang lain.
Pengukuran tanah berikut pembayarannya berlangsung selama tahun 1974, dan tahun 1975 telah dimulai pembangunan komplek perumahan, sampai akhirnya pada tahun 1977 telah siap untuk ditempati. Komplek perumahan tersebut dibuat sedemikian rupa, sehingga membuat kesan terjadinya isolasi yang kian memperlebar jarak sosial. Hingga terjadi ketegangan yang kedua, dalam wujud terjadinya perbedaan yang mencolok antara pola kehidupan kedua kelompok masyarakat tersebut, terutama dalam status sosial ekonominya.
Melalui makalah ini, saya berusaha memahami peristiwa kesenjangan sosial dan ekonomi antara penduduk sekitar pabrik dengan karyawan pabrik yang bertempat tinggal disekitar pabrik, yang terjadi saat dibangunnya proyek raksasa gas alam cair pertama di awal masa orde baru, yaitu PT. Arun, Lhok Seumawe, Aceh.
Peristiwa ini saya anggap menarik oleh karena terjadi di saat-saat awal rezim orde baru mulai menancapkan kuku-kuku kekuasaannya diseluruh bumi pertiwi, dan menariknya lagi bahwa peristiwa ini terjadi di Aceh, suatu daerah yang begitu rentan untuk bergolak hingga pada titik tertentu pemerintah dianggap telah melalaikan kewajibannya atas Aceh, mereka menuntut kemerdekaan. Boleh dikatakan disini bahwa peristiwa ini adalah babak pertama dari salah urusnya pemerintah dalam melakukan pembinaan terhadap pemerintah-pemerintah daerah, sehingga boleh dikatakan bahwa pembangunan pabrik gas arun merupakan test case bagi rezim orde baru dalam rangkaian melakukan perkeliruan-perkeliruan ditempat dan pada saat lain.
II. Pokok Permasalahan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka akan dipergunakan kerangka Talcott Parsons untuk memahami integrasi sosial di antara masyarakat desa sekitar pabrik LNG dengan karyawan PT. Arun, penggunaan hubungan sistem-sistem level, kejelasan hubungan antara energy dan informational system dalam AGIL dan pada akhirnya akan terjawab pertanyaan adakah sistem sosial yang berlaku umum di Indonesia?

III. Teori Talcott Parsons

Empat persyaratan fungsional fundamantal yang digambarkan dalam skema AGIL menurut Parson merupakan kerangka untuk menganalisis gerakan-gerakan tahap (phase movements)yang dapat diramalkan. Keempat persyararatan ini berlaku untuk setiap sistem tindakan apa saja.
Urutannya dimulai dengan munculnya suatu tipe ketegangan, yang merupakan kondisi ketidaksesuaian antara keadaan suatu sistem sekarang ini dan suatu keadaan yang diinginkan. Ketegangan ini merangsang penyesuaian (adaptation) dari suatu tujuan tertentu(goal maintenance) serta menggiatkan semangat dorong yang diarahkan kepada pencapaian tujuan itu. Pencapaian tujuan itu memberikan kepuasan yang dengan demikian mengatasi ketegangan atau menguranginya.
Tetapi, sebelum suatu tujuan dapat tercapai, maka harus ada suatu tahap penyesuaianterhadap keadaan genting dari situasi dimana tenaga harus dikerahkan dan alat yang perlu untuk mencapai tujuan itu harus disiapkan. Selama tahap ini, pemuasan harus ditunda.
Dalam kasus suatu sistem sosial harus paling kurang ada suatu tingkat solidaritas minimal diantara para anggota sehingga sistem itu dapat bergerak sebagai satu satuan menuju tercapainya tujuan itu.
Jadi tahap pencapaian tujuan secara khas diikuti oleh suatu tekanan pada integrasi(integration) dimana solidaritas keseluruhan diperkuat, terlepas dari usaha apa saja untuk tercapainya tugas instrumental.
Akhirnya, tahap ini akan diikuti oleh tahap mempertahankan pola tanpa interaksi atau bersifat laten (laten pattern maintenance).
Sistem sosial sebagai suatu keseluruhan juga terlibat dalam saling tukar dengan lingkungannya. Lingkungan sistem sosial itu terdiri dari lingkungan fisik, sistem kepribadian, sistem budaya dan organisme perilaku.
Sistem tindakan ini dilihat sebagai berada dalam suatu hubungan hirarki dan bersifat tumpang tindih. Sistem budaya merupakan orientasi nilai dasar dan pola normatif yang dilembagakan dalam sistem sosial dan diinternalisasikan dalam struktur kepribadian para anggotanya. Norma diwujudkan melalui peran-peran tertentu dalam sistem sosial yang juga disatukan dalam struktur kepribadian anggota sistem tersebut. Organisasi perilaku merupakan energi dasar yang dinyatakan dalam pelaksanaan peran dalam sistem sosial.
Parsons melihat hubungan antara pelbagai sistem tindakan ini berdasarkan kontrol sibernatik(cybernetic control) yang didasarkan pada arus informasi dari sistem budaya ke sistem sosial, ke sistem kepribadian dan ke organisasi perilaku.
Energi yang muncul dalam arus tindakan adalah dari arah yang sebaliknya, yang bermula dari organisme perilaku.
Hubungan antara sistem-sistem tindakan umumnya dan persyaratan-persyaratan fungsional adalah sebagai berikut :
Sistem Tindakan
Persyaratan Fungsional
Sistem budaya
Sistem sosial
Sistem kepribadian
Organisme perilaku
Pemeliharaan pola-pola yang laten
Integrasi
Pencapaian tujuan
Adaptasi
Pemeliharan pola-pola yang laten (laten pattern maintenance) dihubungkan dengan sistem budaya, karena fungsi ini menekankan nilai dan norma budaya yang dilembagakan dalam sistem sosial.
Masalah integrasi berhubungan dengan interelasi antara pelbagai satuan dalam sistem sosial.
Pencapaian tujuan dihubungkan dengan sistem kepribadian dalam arti bahwa tujuan sistem-sistem sosial mencerminkan titik temu dari tujuan-tujuan individu dan memberikan mereka arah sesuai dengan orientasi nilai bersama. Hubungan antara pencapaian tujuan dengan sistem kepribadian ini mencerminkan perspektif Parsons bahwa tindakan selalu diarahkan pada tujuannya.
Kemudian, sifat dari masalah penyesuaian ditentukan sebagian besar oleh sifat-sifat biologis individu sebagai organisme yang berperilaku dengan persyaratan biologis dasar tertentu yang harus dipenuhi oleh mereka agar tetap hidup.
IV. Analisis Masalah
Parsons dan teman-temannya pada tahun 1950-an secara bertahap menyusun strategi untuk analisis fungsional hubungan duaan, kelompok kecil, keluarga, organisasi kompleks dan juga masyarakat keseluruhan.
Penyempurnaan yang dihasilkan sebagian dari kerjasama Parsons dengan Robert F. Bales.
Dari hasil analisis proses-proses kelompok kecil diketahui bahwa kelompok yang diamatinya tersebut selalu melewati serangkaian tahap yang dapat diramalkan.
Masing-masing tipe tindakan dilihat ada hubungannya dengan masalah-masalah tertentu yang dihadapi kelompok pada waktu itu : masalah orientasi, evaluasi, pengawasan, keputusan, peredaan ketegangan dan integrasi.
Pelbagai tahap yang dilalui kelompok-kelompok itu selama suatu pertemuan nampaknya menghasilkan semacam keseimbangan begitu kelompok itu secara berturut-turut membahas setiap masalah yang dihadapi itu. Jadi, misalnya, pada permulaan suatu pertemuan para anggota perlu mengembangkan suatu orientasi bersama terhadap satu sama lain.
Didalam negara yang masyarakatnya bercorak plural society, seperti Indonesia, pengetahuan tentang interaksi sosial yang terjadi antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya sangatlah penting. Dengan mengetahui dan memahami perihal kondisi yang dapat menimbulkan serta mempengaruhi bentuk interaksi sosial tertentu, maka pengetahuan tersebut dapat disumbangkan bagi usaha pembinaan bangsa dan masyarakat[1].
Menurut Young, interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa itu tak ada kehidupan sosial[2] .
Dalam kedudukannya sebagai mahluk sosial, manusia cenderung untuk selalu berhubungan dengan lingkungannya. Terjadinya interaksi sosial selalu didahului oleh suatu kontrak sosial dan komunikasi[3]
Pada tahun 1973. Di Lhok Seumawe, Aceh Utara, mulai dibangun proyek pencairan gas alam LNG (Liquid Natural Gas), yang dimulai dioperasikan pada tahun 1978 oleh PT. Arun LNG & Co.
Sebagai bagian dari proyek ini, dibangun pula sebuah komplek perumahan karyawan di atas tanah kurang lebih seluas 400 Ha, dalam kondisi yang kontras dengan lingkungan masyarakat sekitarnya dengan struktur dan kebudayaannya yang masih relatif sederhana. Komplek perumahan ini berbentuk kampus (housing colony). Mereka yang tinggal di komplek perumahan tersebut, berasal dari berbagai golongan agama, suku bangsa dan daerah dengan tingkat pengetahuan dan kehidupan yang relatif lebih maju, dibandingkan dengan penduduk setempat.
Beberapa penelitian yang telah pernah dilakukan berkesimpulan bahwa kehidupan dan sistem budaya orang desa disekitar komplek perumahan tersebut tidak sejalan dengan kondisi kehidupan baru dari pendatang, mereka terpaksa harus menyesuaikan diri dengan situasi baru terutama dalam hal lapangan pekerjaan, karena untuk meneruskan pekerjaan lama (bertani, tambak ikan atau nelayan), dirasakan sudah tidak memungkinkan lagi[4]
Perumahan yang berbentuk colony, selain membuat kesan adanya isolasi, juga menyebabkan terjadinya jarak sosial. Jadi jelasnya, terdapat perbedaan yang mencolok antara pola kehidupan kedua kelompok masyarakat tersebut, terutama dalam status sosial ekonominya. Dalam hubungan dengan perbedaan tersebut, timbul pertanyaan apakah ada, dalam bentuk apa dan faktor apa saja yang mempengaruhi interaksi sosial antara penduduk komplek perumahan PT. Arun dan penduduk asli di desa sekitarnya.
Pembahasan makalah ini dibatasi dalam mempelajari bentuk interaksi sosial yang terjalin antara masyarakat komplek perumahan karyawan PT. Arun dan penduduk asli di desa sekitarnya, serta faktor yang mempengaruhinya.
Interaksi sosial dalam artian umum dimaksudkan sebagai hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar perorangan, antar kelompok, dan antara perorangan dengan kelompok manusia[5].
Salemba, 29 Maret 1999
[1]Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru, CV. Rajawali, Jakarta, 1982, hal. 54
[2] Ibid, hal. 54
[3] Susanto, Astrid S., Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Bina Cipta, Bandung, 1979
[4] Paulus Tanglindintin, Perubahan Sosial Akibat Proyek Pembangunan (Kasus Studi Lhok Seumawe), PLPIIS, Aceh, 1975
[5] Soerjono Soekanto, Op.cit, hal. 55
READMORE -

Rabu, 26 Oktober 2011

3 Golongan Manusia "Al-Qur'an"

Al-Qur’an itu adalah Kalamullah. Namun demikian, tetap saja ada banyak Manusia yang mengingkarinya. Siapa mereka ? sangat jelas dalam Al Quran Surah Al Baqarah, Allah menyebutkan secara rinci, bahwasannya ada tiga golongan manusia dalam menghadapi datangnya Al-Qur’an.

Golongan Mu’min
2:2 Kitab (Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa


2:3 (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.


2:4 dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quraan) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat


2:5 Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.


Golongan Kafir
2:6 Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.

2:7 Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.


Golongan Munafik
2:8 Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian ,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.


2:9 Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.


2:10 Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.


2:11 Dan bila dikatakan kepada mereka:”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”


2:12 Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi
mereka tidak sadar.

2:13 Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman.” Mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.

2:14 Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.”

2:15 Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

2:16 Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

2:17 Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.

2:18 Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),

2:19 atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.

2:20 Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
 
Dalam berhubungan antar sesamanya, manusia terbagi ke dalam tiga golongan. Golongan yang pertama adalah golongan yang merugikan. Dalam kehidupannya, golongan ini akan selalu merugikan orang lain. Keberadaannya seperti banalu pada tumbuhan. Mereka hanya tahu bahwa mereka punya kebutuhan. Dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mereka akan melakukan apa saja tanpa mematuhi aturan yang berlaku, baik aturan negara maupun aturan agama. Akibatnya, mereka akan menabrak segala rambu-rambu yang ada untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Golongan inilah yang disebut sebagai goolongan yang merugikan sekaligus merugi. 

Golongan yang kedua adalah golongan yang lemah. Mereka lebih baik daripada golongan sebelumnya. Mereka sadar bahwa dalam pemenuhan segala kebutuhan pribadi dan keluarganya, mereka harus melakukan sesuatu. Mereka harus berusaha dan bekerja. Namun, dalam usahanya ini, mereka mengetahui bahwa ada aturan-aturan yang tidak boleh dilanggar. Maka mereka akan berusaha dan bekerja dengan sebaik-baiknya. Sayangnya, mereka hanya memikirkan kebutuhan pribadi dan keluarganya saja. 

Sedangkan golongan ketiga adalah golongan yang bermanfaat. Keberadaan mereka selalu memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Mereka tidak hanya melakukan hal-hal untuk memenuhi kebutuhannya saja. Selain itu, mereka juga akan memikirkan orang lain. Mereka tidak bisa tidur nyenyak bila tetangganya kelaparan. Mereka tidak akan bisa makan enak selama masyarakatnya ada yang tidak makan. Dan mereka akan mencarikan solusi dan bahkan menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan orang-orang di sekitarnya.

Golongan terakhir inilah yang dikatakan oleh Nabi Muhammad sebagai seorang mukmin yang kuat dalam hadisnya. “Mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada Mukmin yang lemah.” Mereka juga mendapat predikat sebagai manusia yang paling baik di antara sesamanya. “Sebaik-baik manusia di antara kalian adalah manusia yang paling banyak manfaatnya.” 

Lalu bagaimana dengan golongan yang pertama dan kedua? Nabi tidak memasukkan golongan pertama dalam pembagian seorang mukmin. Artinya, seorang mukmin yang keberadaannya hanya merugikan orang lain, maka dia bukanlah seorang mukmin sejati. Mereka tidak mengetahui serta memahami bahwa hakekat seorang mukmin itu adalah orang tunduk pada aturan-aturan yang telah ditetapkan serta melaksanakannya secara benar. Dan untuk menjadi seorang mukmin yang sejati hendaknya ia meninggalkan kebiasaannya yang merugikan itu.

Adapun golongan kedua adalah termasuk golongan mukmin yang lemah. Tidak ada kesalahan bila kita memilih menjadi golongan kedua ini. Hanya saja, cinta Allah lebih banyak diberikan kepada golongan ketiga, yaitu golongan yang bisa memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya bagi orang lain. Tidak salah bila kita hanya bekerja secara benar untuk memenuhi kebutuhan kita dan keluarga. Hanya saja Islam menghendaki pemeluknya untuk menjadi umat yang terbaik, umat yang menjadi saksi bagi umat lainnya, umat yang bisa mengawal manusia lainnya dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang, yang menyerukan perbuatan makruf dan mencegah perbuatan keji, serta beriman kepada Allah. Kuntum khaira ummatin ukhrijat linnâsi ta`murûna bil ma’rûfi wa tanhawna ‘anil munkari wa tu`minûna billaihi.” (Ali ‘Imran [3]: 110)
Maka tidak mengherankan bila dalam banyak hadisnya, Nabi Muhammad SAW sering memberikan pesan kepada kita untuk selalu memperhatikan sekitar kita. Rasul juga memberika teladan sempurna dalam hubungannya dengan sesame manusia. Beliau tidak hanya memikirkan kebutuhan dan pribadinya saja. Bahkan hingga akhir hayatnya, Rasul masih terus memikirkan umatnya. Bagaimana dengan kita, umatnya?

Imam Mujahid, seorang perawi hadis yang hidup zaman sahabat, pernah menafsirkan 20 ayat pertama dari surat Albaqarah. Ia berkata, ”Empat ayat pertama dari surat ini (Albaqarah) diturunkan (untuk menerangkan) golongan Mukmin, dua ayat setelahnya menerangkan tentang golongan kafir, kemudian 13 ayat selanjutnya menerangkan golongan orang munafik.”
Dengan pertimbangan periwayat hadis tersebut, Ar-Razi, seorang penafsir dari abad pertengahan, membagi manusia dalam Alquran menjadi tiga golongan. Pertama, golongan yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW yang kemudian disebut dengan Mukmin. Kedua, adalah kelompok manusia yang ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya yang kemudian disebut golongan kafir. Sedangkan ketiga, adalah kelompok orang yang lahiriahnya menampakkan keimanan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW tetapi sebenarnya ingkar, yang kemudian disebut dengan munafik.

Secara historis, 20 ayat tersebut diturunkan di awal hijrah Rasulullah SAW ke Madinah. Secara khusus, ayat-ayat tersebut diturunkan untuk memberi gambaran peta masyarakat Madinah pascahijrah. Hal ini sangat diperlukan oleh Nabi Muhammad SAW mengingat beliau dan para sahabatnya merupakan pendatang dan penduduk baru di Kota Madinah. Untuk itulah, beliau memerlukan gambaran umum tentang keadaan masyarakat Madinah sehingga ia dapat menentukan langkah politis untuk mengembangkan dakwah Islam.

Sedangkan tujuan umum dari ayat tersebut adalah memberi pengetahuan tentang karakter-karakter manusia dalam bermasyarakat. Dalam ayat-ayat tersebut ditunjukkan bahwa orang yang beriman harus memenuhi beberapa syarat. Di antaranya harus menyatakan kesaksian atas kebenaran Muhammad SAW sebagai utusan Allah, bersedia mendirikan shalat, dan bersedia membayar zakat. Tanda lainnya adalah mengimani Alquran dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya sebagai kitab Allah, serta menyakini kehidupan akhirat.

Orang kafir memiliki ciri, tidak bersedia mengakui Muhammad SAW sebagai utusan Allah, dan hatinya dikunci oleh Allah SWT untuk tidak beriman. Mereka yang masuk golongan ini akan menjadi penghuni tetap neraka.

Mereka yang termasuk orang munafik memiliki tanda, secara lisan menyatakan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tetapi sebenarnya dia tidak beriman. Orang munafik juga mempunyai penyakit hati yang membuat mereka selalu berakhlak buruk, membuat kerusakan, suka menghina keimanan orang lain, dan mengatakannya bodoh. Yang paling jelas, orang munafik itu selalu ‘berwajah dua’, kalau berkumpul dengan orang Mukmin mereka mengaku beriman tapi saat bergabung dengan orang kafir, mereka menyatakan kafir.

Penggolongan ketiga jenis manusia yang digambarkan Alquran itu menjadi pedoman yang sangat jelas bagi orang-orang yang beriman dalam mengarungi kehidupan. Dalam dinamika kehidupan yang makin kompleks, batas yang menjadi pembeda antara ketiga golongan tersebut terus disamarkan. Hanya dengan keimanan dan kejernihan hati, batas yang membedakan ketiga golongan tersebut menjadi terlihat nyata.
READMORE -

ORANG-ORANG MUNAFIK

Pada bagian awal Al-Qur’an, Allah SWT mengelompokkan umat manusia kedalam tiga golongan, yakni: Mukmin, Kafir, dan Munafik. Allah SWT menjelaskan ciri-ciri orang beriman (mukmin) secara sangat ringkas. Lalu, ciri-ciri orang kafir cukup dijelaskan dengan satu ayat. Kemudian dilanjutkan dengan menguraikan ciri-ciri orang munafik secara panjang-lebar. Golongan munafik dibahas dengan sangat panjang karena mereka adalah golongan yang paling berbahaya di masyarakat. Oleh karenanya, sangatlah perlu kita mengenali ciri-ciri dan nasib mereka ini.

Perlu dicatat bahwa penggolongan ini didasarkan atas apa yang menjadi keyakinan dan bagaimana mereka menjalaninya tanpa memandang warna kulit, bentuk kesaksian/syahadat–nya, asal-usul, bahasa, bangsa, maupun afiliasi teritorialnya.
Sekarang marilah kita mempelajari ciri-ciri orang munafik yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah Ayat 8:

Diantara manusia terdapat mereka yang mengatakan kami beriman kepada Allah dan hari pembalasan, (namun) mereka tidak beriman, mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang benar-benar beriman. Sungguh celaka mereka, mereka tidak menipu siapapun selain diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak mengetahui.
Perhatikanlah bahwa meskipun mereka menyatakan beriman kepada Allah SWT dan hari pembalasan, tetapi tidak menyatakan beriman atas kenabian Muhammad SAW. Ini adalah kasus orang-orang Yahudi di masa itu. Maka, keimanan apapun tanpa mengimani kenabian Muhammad SAW tidak dapat diterima. Begitu sesatnya mereka, sampai-sampai tidak dapat mengerti apa yang mereka perbuat.
Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah Ayat 10:

Didalam hati mereka ada penyakit dan Allah telah menambah penyakit mereka. Dan bagi mereka siksa yang amat pedih akibat kebohongan yang mereka lakukan.
Jadi, berbohong bukanlah dosa yang sepele, karena bisa berakibat mengubah seorang mukmin menjadi munafik. Didalam Al-Qur’an, Allah SWT menguraikan perihal berbohong dan menyembah berhala secara beriringan:
Selamatkanlah dirimu dari kejahatan menyembah berhala dan berbohong.
Allah menjelaskan tiga tanda (indikator) yang jelas pada orang-orang munafik. Didalam Surat Al-Baqarah Ayat-11,12 Allah SWT berfirman:

Jika dikatakan kepada mereka, “Janganlah membuat kerusakan di bumi.” Mereka berkata, “Sesungguhnya kami melakukan perbaikan.” Sesungguhnya merekalah yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadarinya.
Yang ke-dua, Allah SWT menerangkan didalam Surat Al-Baqarah Ayat 13:

Jika dikatakan kepada mereka “Berimanlah sebagaimana orang-orang lain telah beriman”, mereka berkata, “Akankah kami beriman seperti orang-orang bodoh itu beriman?” Sesungguhnya merekalah yang bodoh, tetapi mereka tidak mengetahui.


Dari uraian diatas jelaslah bahwa ukuran benarnya keimanan adalah dengan beriman sebagaimana keimanan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Allah SWT telah sangat memuliakan para sahabat Rasulullah SAW, oleh karena itulah Dia (AllahSWT) menjadikan keimanan para sahabat sebagi tolok-ukur (kriteria) ketulusan/kebenaran iman seseorang. Disamping itu Allah SWT telah memberikan penghargaan kepada para sahabat Rasulullah didalam ayat yang sebelumnya, dimana Allah SWT menyatakan bahwa orang-orang munafik telah mencoba menipu Allah SWT dan Orang-orang yang beriman kepadaNya.
Tanda ke-tiga dari orang-orang munafik diuraikan oleh Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah Ayat 14, 15, 16 sebagai berikut:

Manakala mereka berada bersama-sama orang-orang beriman mereka berkata ‘Kami beriman!’ Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka berkata:"Sesungguhnya kami bersamamu! kami hanyalah berolok-olok (berpura-pura).”


Allah SWT membalas olok-olok mereka, dan membiarkan mereka terombang-ambing didalam kesesatan.
Mereka adalah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Mereka tidak akan beruntung dan tidak akan mendapat petunjuk.
Sebaliknya, marilah kita menjabarkan bagaimanakah kesudahan orang-orang beriman, lelaki maupun perempuan, di Hari Pembalasan. Allah menerangkan hal ini dalam Surat Al-Hadid Ayat 12:

Di Hari pembalasan, kamu akan melihat orang-orang beriman lelaki dan perempuan dengan cahaya penuntun di depan dan di sisi kanan mereka. "Inilah kabar gembira bagi kalian, yaitu surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, kalian akan tinggal untuk selamanya". Sungguh, inilah keberuntungan yang sangat besar.


Beberapa hal perlu ditegaskan disini. Kita mengetahui bahwa lelaki dan perempuan beriman diperlakukan setara dalam hal balasan atas kebajikan yang mereka kerjakan. Mereka mempunyai cahaya pada tangan kanan mereka karena catatan amal perbuatan mereka diberikan di tangan kanan. Kita ketahui juga bahwa selayaknyalah terdapat cahaya di depan mereka untuk melakukan perjalanan. Cahaya di bagian depan ini adalah hasil dari amal kebajikan mereka. Nabi Muhammad SAW menggambarkan hal ini didalam beberapa sabda beliau.
Anas RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Berilah kabar gembira bagi mereka yang pergi ke Masjid di kegelapan malam. Mereka akan mendapatkan cahaya yang sempurna di hari Kiamat.” (Ibnu Majah)

Dari Abdullah bin Amr RA diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:”Barangsiapa mengerjakan sholat dengan teratur, tertib dan penuh kehati-hatian (tuma’ninah) akan menerima ganjaran dengan cahaya penuntun di Hari Pembalasan. Adapun yang tidak mengerjakan sedemikian, maka tidaklah akan mendapatkan cahaya itu dan mereka akan dikumpulkan bersama Qarun, Haman, dan Fir’aun.” (Riwayat Ahmad)
Abu Said RA menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:”Siapa saja yang membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jum’at akan mendapatkan cahaya pembimbing di hari Pembalasan, cahaya ini terbentang mulai dari kakinya hingga ke surga.” (Tabrani)

 
Abu Hurairah RA berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:”Siapa saja yang membaca Al-Qur’an, walaupun satu ayat saja, maka bacaannya itu akan menjadi cahaya penuntun baginya di hari Pembalasan.” (Imam Ahmad)
Demikianlah semua perbuatan baik (amalan shalihan), mempunyai kesamaan hasil berupa cahaya penuntun bagi mereka yang beriman. Sebaliknya mengenai orang-orang munafik, Allah SWT menggambarkan situasi mereka didalam Surat Al-Hadid Ayat 13, 14, 15 berikut ini:

Pada hari itu (Hari Pembalasan) lelaki dan perempuan munafik akan berkata kepada orang-orang beriman:"Tunggulah kami agar kami dapat mamanfaatkan cahayamu". Dan akan dikatakan kepada mereka: "Kembalilah lagi kebelakang dan carilah sendiri cahaya untukmu". Kemudian diadakan dinding yang memisahkan antara mereka yang beriman dan orang-orang munafik. Di sisi dalam dinding inilah terdapat kasih-sayang Allah SWT dan di sisi luarnya adalah siksa.


Orang-orang munafik itu akan berteriak memangil-mangil orang-orang beriman: "Bukankah kami dahulu bersama kalian?" Menjawablah orang-orang beriman: "Benar kamu bersama kami, tetapi kalian saling membujuk satu sama lain, ragu dan kebingungan, sementara angan-angan kosongmu membuatmu terlena hingga datanglah ketetapan Allah SWT. Kamu telah diperdaya dari (beriman kepada) Allah SWT oleh (setan-setan) yang sangat penipu.


Maka pada hari ini tidak ada tebusan yang dapat diterima darimu, tidak pula dari orang-orang kafir. Tempat tinggalmu adalah api neraka, Itulah tempat yang layak bagimu. Dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

Menurut Ibnu Katsir, orang-orang beriman maupun orang-orang munafik sama-sama akan diberi cahaya penuntun untuk menyeberangi titian. Namun cahaya orang-orang munafik segera dipadamkan. Dengan cara inilah Allah SWT memperolok-olok mereka sebagaimana mereka dahulu biasa memperolok-olok Allah SWT dan para pembantu(Rasul)-Nya yang taat. Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah Ayat 15:

Allah memperolok-olok mereka dan semakin menambahkan kesesatan kepada mereka sehingga terombang-ambing dengan kesesatannya.


Perhatikanlah bahwa, pada awalnya saja orang-orang munafik diberi cahaya, ini karena mereka telah melakukan amal shaleh untuk sekedar pamer.
Maka kita dapat menyimpulkan bahwa hanya amal shaleh yang ikhlas saja yang menghasilkan cahaya penuntun yang tetap menerangi, dan kemunafikan akan diolok-olok di Hari Pembalasan. Ibnu Katsir telah memaparkan hadits yang sangat panjang dimana dia menjelaskan bahwa setiap orang beriman akan memiliki cahaya sesuai dengan amal shalehnya. Beberapa dari mereka akan memiliki cahaya seperti gunung, sebagian seperti pohon palem, dan sebagian lagi ada yang seukuran tinggi orangnya.
Allah SWT lebih lanjut mewahyukan dalam Surat Al-Hadid Ayat 17:

Ingatlah bahwa Allah menghidupkan kembali bumi setelah matinya. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berfikir.
Disini Allah SWT mengingatkan kita bahwa sebagaimana halnya Dia bisa menghidupkan kembali bumi yang mati, maka Dia juga bisa menghidupkan hati yang mati dari orang-orang munafik bilamana terdapat penyesalan yang tulus-ikhlas. 


Saya berdo’a kehadirat Allah SWT semoga dijadikanNya kita sebagai Muslim yang ikhlas, dan semoga Allah SWT menyediakan cahaya penuntun yang selalu menerangi kita di Hari Pembalasan. Amiin. Sumber : http://imtiazahmad.com/
READMORE -

Kamis, 20 Oktober 2011

Pluralisme Agama Dalam Pandangan Islam


Teori pluralisme ini sudah lama muncul, hanya saja saat ini pluralisme agama menjelma menjadi sebuah paham yang begitu cepat menyebar dan semakin populer di semua lapisan masyarakat. Terlebih lagi, banyak orang yang dianggap sebagai cendekiawan muslim secara terang-terangan membenarkan dan menyeru kepada teori tersebut. Sampai-sampai sebagian dari mereka mendapat predikat sebagai bapak pluralisme agama.

Ditambah lagi, munculnya ide gila untuk mencetak Al-Qur`an, Injil dan Taurat dalam satu buku. Bahkan, proyek pembauran agama ini sampai pada ide pembangunan masjid, gereja, sinagog, dan tempat ibadah lain dalam satu lokasi, baik di kampus-kampus, bandara, atau tempat umum lainnya. Semua fenomena ini membuat masyarakat semakin larut dalam kebingungan, sejauh mana kebenaran slogan-slogan konsep pemikiran ini dan bagaimana penilaian Islam terhadap hal ini?

Pluralisme Batil?
Segala sesuatu hendaknya dikembalikan kepada penafsiran para Sahabat Rasulullah. Baca selengkapnya. Selanjutnya kita beralih kepada beberapa argumen ilmiah yang menunjukkan batilnya teori ini menurut Al-Qur`an, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Larangan mencampur-adukkan antara kebenaran dengan kebatilan. Allah berfirman :

“Dan janganlah kalian campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kalian sembunyikan yang hak itu, dalam keadaan kalian mengetahui.” [Q.S. Al-Baqarah:42].

Ibnu Jarir Ath-Thabary dalam tafsirnya menukilkan ucapan Mujahid terkait dengan ayat di atas, “Janganlah kalian campur adukkan antara agama Yahudi dan Nasrani dengan Islam.”

Hal senada juga disebutkan oleh Qotadah sebagaimana tersebut dalam tafsir Ibnu Katsir, beliau mengatakan, “Jangan kalian campur-adukkan agama Yahudi dan Nasrani dengan Islam. Sesungguhnya agama Allah adalah Islam sedangkan agama Yahudi dan Nasrani adalah bid’ah (agama yang dibuat-buat) dan bukan berasal dari Allah subhanahu wa ta’ala.”

2. Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun agama selainnya adalah batil dan tertolak


“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” [Q.S. Ali-‘Imran:19].

3. Kaum muslimin diperintahkan untuk berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar diberi petunjuk kepada jalan yang lurus dan diselamatkan dari jalan orang-orang yang dimurkai Allah -yaitu kaum Yahudi- dan orang-orang yang sesat -yaitu kaum Nasrani-. Sebagaimana hal ini tersirat dalam surat Al-Fatihah yang dibaca pada setiap shalat:

“Tunjukilah Kami ke jalan yang lurus.*. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” [QS Al-Fatihah:6-7]

Bahaya Pluralisme
Teori pluralisme ini sangat berbahaya karena akan meruntuhkan sendi-sendi ajaran Islam dan memberikan konsekuensi berupa hilangnya perbedaan antara Islam dan kekafiran, kebenaran dan kebatilan, runtuhnya amar ma’ruf nahi munkar, menghancurkan prinsip wala` (mencintai kaum mukminin dan loyal terhadap mereka) dan bara` (antipati terhadap orang-orang kafir) sebagai pembatas antara kaum muslimin dan orang-orang kafir, serta tidak ada lagi jihad untuk meninggikan kalimat Allah di atas bumi.

Fatwa Ulama
Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhuts Al-Ilmiyah wal Ifta` (Komisi Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa) telah mengeluarkan fatwa terkait dengan permasalahan ini, yaitu fatwa nomor 19402, tertanggal 25 Muharrom 1418 Hijriah. Di antara butir fatwa yang disebutkan adalah sebagai berikut, “Berdasarkan semua dasar dan pokok akidah Islam yang telah disebutkan, maka jelaslah bahwa seruan kepada penyatuan agama dan pendekatan antaragama adalah seruan yang keji lagi menipu. Tujuannya adalah mencampur-adukkan antara kebenaran dan kebatilan, meruntuhkan Islam, menghancurkan sendi-sendinya, dan mengajak pengikutnya kepada kemurtadan secara total….”

Dalam butir yang lain disebutkan: “Seruan kepada penyatuan agama ini jika muncul dari seorang muslim maka ini jelas merupakan perbuatan kemurtadan dari agama Islam. Karena, perbuatan ini menentang dasar-dasar aqidah Islam, rela terhadap kekufuran kepada Allah subhanahu wa ta’ala, mengingkari kebenaran Al-Qur`an dan salah satu fungsinya sebagai penghapus kitab-kitab sebelumnya serta mengingkari agama Islam sebagai penghapus syariat dan agama sebelumnya. Berdasarkan hal ini, maka seruan kepada pluralisme agama adalah konsep kepercayaan yang tertolak dan dipastikan keharamannya berdasarkan seluruh landasan hukum Islam, baik Al-Qur`an, Sunnah maupun Ijma’ (kesepakatan para ulama).”

Maka hendaknya kaum muslimin jangan tertipu dengan keberadaan para ‘cendekiawan muslim’ liberal-sekuler yang ikut menjadi pengasong faham ini, meskipun mereka berupaya keras untuk menyebarkan paham ini dan mencari legitimasinya dalam ayat-ayat Al-Qur`an. Namun ketahuilah bahwa Allah telah menjamin kemurnian ajaran Islam yang mulia ini dengan keberadaan para ulama yang akan senantiasa menyebarkan kebenaran dan menumpas kebatilan.

“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur`an, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya.” [Al-Hijr{15}:9].

Kita memohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang baik dan sifat-sifat-Nya yang mulia agar melindungi kita semua dari pemikiran-pemikiran yang menyesatkan dan memberikan kita istiqomah (konsistensi) di atas Islam dan iman dengan kembali kepada tuntunan Islam yang jelas dan benar, Al quran dan hadis. Baca selengkapnya.

Wallahu a'lam bish shawab.***
READMORE -