Selasa, 12 April 2011

Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi


Ulasan singkat tentang teori di posting sebelumnya, terasa tak lengkap tanpa membicarakan tiga kajian filsafat yang merupakan jabaran elemen pertama teori (asumsi-asumsi filsafat) yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

Ontologi (mempelajari sifat realitas) merupakan kajian filsafat yang membahas keberadaan sesuatu (eksistensi). Yang menjadi obyeknya adalah being: the nature of reality. Dalam pemahaman kualitatif, realitas bersifat jamak (in here), sementara dalam pemaknaan kuantitatif, realitas adalah tunggal (in there).

Epistemologi (mempelajari bagaimana pengetahuan diperoleh) merupakan kajian filsafat yang membahas hubungan antara the knower (peneliti) dengan the known (apa yang diteliti). Relasi tersebut berbeda-beda. Dalam pemahaman kuantitatif, hubungan tersebut berjarak supaya peneliti mampu mendapatkan kebenaran yang obyektif, sementara dalam pemahaman kualitatif, antara peneliti dengan yang diteliti tidak berjarak. Peneliti menjalin hubungan dengan realitas yang diteliti.

Aksiologi adalah kajian tentang nilai (value). Pertanyaand alam kajian aksiologi adalah apakah suatu pengetahuan bersifat bebas nilai? Ataukah bebas atau sarat dengan nilai? Dalam kerangka pemikiran kualitatif, pengetahuan sarat dengan nilai. Sebaliknya, dalam pemikiran kuantitatif, pengetahuan bebas dari nilai.

Wow .. sampai saat ini ... aku belum paham apa yang aku tulis ...

Catatan: menuliskan kembali apa yang kita 'anggap' kita pahami adalah salah satu teknik dalam belajar, yaitu upaya memaku ingatan tentang suatu pengetahuan baru (istilah kerennya: melakukan internalisasi).

Mendengar, membaca, megungkapkan kembali secara lisan, menuliskan, adalah rangkaian aktifitas belajar.

Aku sudah melewati keempat proses tersebut, tapi tak kunjung mendapatkan pemahaman. Ini berarti apa? Dalam teori pendidikan, ditekankan perlunya perulangan. Makanya ada istilah ulangan (ujian) di sekolah-sekolah. Repetition (pengulangan) adalah salah satu cara mematri pengetahuan dalam diri pembelajar.

Nampaknya aku perlu banyak mengulang nih .. Apalagi kalau ingat lirik lagu qosidah 'belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar sesudah dewasa, bagaikan mengukir di atas air.

Heru Cahyono, Mahasiswa Fakultas Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN SUKA Yogyakarta 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar