Rabu, 22 Juni 2011

Aku Ingin Jadi Pilot



Heru adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara. Masa-masa bahagia di waktu kecil suka bermain di sawah mencari katak dan bermain air di "kalen" dan membuat tenda-tenda kecil untuk berteduh dari panasnya terik matahari yang menyayat kulit hitamnya. Rasa senang, sedih, lucu, aneh dan bahagianya dia lakukan untuk mengikuti pelajaran di sekolahnya.

Mata pelajaran Matematika adalah pelajaran yang paling dia benci saat itu. Gurunya galak, kalau tidak bisa mengerjakan di depan pasti kena hukuman berdiri di depan pintu kelas. Pernah sampai dia menangis karena kena hukuman dan takut dengan gurunya itu yang memasang raut wajah seram dan matanya melotot sambil melihat Heru. Terkadang teman dan sahabat yang tempat tinggalnya hanya berhadapan dengan rumahnya, Nur Rohman namanya sering membantu untuk memberikan jawaban jikalau Pak Guru meminta Heru mengerjakan soal di depan.

Penakut adalah sikap Heru waktu itu, dia tidak suka dengan teman-temannya yang sering mengajaknya bertengkar. Setiap jam istirahat dia manfaatkan untuk ke perpustakaan dan membaca buku atau majalah tentang pesawat terbang. Pernah dalam angan-angannya dia ingin menjadi seorang pilot yang sanggup mengendarai dan menjalankan pesawat terbang. Terkadang waktu istirahat dia sering bermain kejar-kejaran, main kelereng, sepak bola, volly bersama teman-temannya.

Salah satu guru SD-nya yang mengajar di kelas 1 mempunyai usaha menjual Es Ceput dan Manisan. Disini Heru pernah juga dimintai tolong oleh gurunya tersebut untuk menjaga Es Ceput yang di jualnya di depan teras kelas. Dengan duduk dan merangkul Tremos Besar yang didalamnya terdapat kurang lebih 20 Es Ceput dan Manisan dia jual dengan harga 100 rupiah perbijinya. Ia adalah anak yang baik dan jujur, tidak pernah heru mengambil uang atau Es jika memang tidak di ijinkan oleh pemilik usaha itu.

Setiap ujian catur wulan waktu itu, nilai yang di dapat Heru selalu paling jelek dan buruk. Tidak sedikit jika ujian atau ulangan di kelas mendapatkan nilai nol besar. Ya itu akibatnya yang harus di terima Heru karena setiap pelajaran tidak pernah memperhatikan gurunya saat menerangkan. Pernah kejadian Heru dilempar penghapus oleh gurunya karena bercanda saat guru menerangkan pelajaran. ** he he sukurin :)Selain dapat lemparan penghapus papan tulis terkadang gurunya juga menjewer telinganya sampai merah...ckckck kasian...

Tidak tau sejak kapan Heru menyukai Maria teman sekelasnya yang putih, tinggi, cantik, pintar, rambutnya panjang. Tapi sayang Maria tidak menyukainya.., dengan berbagai usaha yang dilakukan Heru untuk mendapatkan sang pujaan hati ini ia lakukan tapi dalam wujud apa untuk membuktikan cinta kepadanya? "lupa eee" Temen-temen sekelasnya banyak yang membujuk dan kadang bercanda dengan menjodohkan atau bahasa gaulnya di comblangin gitu,... tapi tak berhasil juga...ya sudahlah :(

Saat yang menegangkan dan mendebarkan adalah ketika menanti hasil pengumuman kelulusan. Karena jika dia tidak lulus maka ia akan di tempatkan di Pondok Pesantren dan tidak melanjutkan sekolah impian di SMP yang diinginkannya. Karena Heru termasuk anak yang paling tidak suka berada di Pondok Pesantren, "anti pati dah pokoknya ..." Setelah beberapa menit dan hasil Ujiannya di bagikan kepada wali murid alhamdulillah SAYA LULUS!!!! perasaan senang dan bahagia tak terbendung dan ku luapkan dengan teriak-teriak "aku lulus...aku lulus".

Sampai dirumah langsung saja Heru berdiskusi dengan kakaknya untuk membahas sekolah yang akan dimasukinya. Setelah beberapa pertimbangan dan memusyawarahkan dengan keluarga akhirnya Heru mendaftar di SMP N 2 Toroh dan dia diterima di Sekolah tersebut. To Be Continue.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar