Jumat, 30 September 2011

Peran dan Karakteristik Radio

Karakteristik Radio

Radio is Cheap, Biaya operasional Radio relative murah demikian pula bagi pendengarnya.
The Transient Nature of Radio, Informasi yang diberikannya sangat singkat dan cepat serta tidak mungkin diulang.
Radio as Background, maksudnya adalah bahwa pendengar khususnya dapat melakukan apa saja sambil mendengarkan radio. Radio disebut juga sebagai Warm Media karena pendengar tidak memerlukan konsentrasi penuh untuk mendengarkan radio.
Radio is Selective, Radio harus menyeleksi sendiri apa yang ingin ditampilkan.
Radio Lacks Space, Jumlah ruang yang dimiliki terbatas, hal ini berhubungan dengan waktu tayang.
The Personality of Radio, terbentuk dari suara-suara yang didengar dari radio tersebut.
Radio Has Music, dengan music kita bisa merasa tenang.
Radio Can Surprise, Setiap saat radio bisa memberikan kejutan bagi pendengarnya melalui acaranya, penyiarnya maupun lagu yang diperdengarkannya.
Radio for Individual, bisa memenuhi kebutuhan secara individual. (memberikan rasa relaks, penyelesaian masalah, memperluaas pengalaman, meningkatkan pemahaman diri, dsb.)
Radio for Society, menyediakan berbagai informasi tentang pekerjaan, barang, pelayanan bagi perusahaan, sebagai penghubung antara konsumen dan perusahaan, dsb.





ARTI DAN PERAN PENYIAR DI RADIO

Penyiar adalah orang yang bertugas membawakan atau memandu acara di radio, Misalnya acara berita (News), pemutaran lagu pilihan, acara Request, Talk Show, dan sebagainya.
Penyiar menjadi ujung tombak sebuah stasiun radio dalam berkomunikasi dengan pendengar. Penyiar juga yang menjadi wakil CITRA sebuah Stasiun Radio karena penyiarlah yang secara langsung berhubungan dengan pendengar sehingga paling dikenal oleh masyarakat. Jika diibaratkan penyiar adalah miniature radio atau bisa juga disebut sebagai Etalase Radio.
Keberhasilan sebuah program acara dengan parameter jumlah pendengar dan pemasukan iklan, utamanya ditentukan oleh kepiawaian penyiar dalam membawakan sekaligus “menghidupkan” acara tersebut. Untuk itu, otomatis sebagai penyiar, seseorang dituntut memiliki skill (kemampuan) seperti berikut :

KETERAMPILAN ANNOUNCING : keterampilan pengelolaan suara, pengelolaan dinamika komunikasi dan pengelolaan kemampuan dasar: pernafasan, suara diafragma, intonasi, aksentuasi, kecepatan, artikulasi, ritme
AIR PERSONALITY : be your self, penyiar tidak disarankan untuk mengikuti gaya dan tingkah penyiar lain dengan cara mengenali karakter suara dan juga karakter diri.
JIWA ENTERTAINER : memperbanyak wawasan terkait dengan kegiatan hiburan.
KREATIFITAS : perlu inovasi, mampu menangkap trend saat ini, melakukan penyegaran konsep hiburan.

Howard Gough mengatakan, ada 8 langkah yang harus dicermati oleh seorang Penyiar Radio, seperti :
 Melibatkan pendengar ke program
 Bicara bukan bersuara
 Memaksimalkan Ekspresi tubuh ke suara
 Bergairah, (kesan bersemangat)
 Empati, (mampu melihat suatu situasi dari sisi pendengar, mampu memahami kebutuhan dari pendengar
 Jadilah Etalase yang baik, INGAT PENYIAR ADALAH MINIATUR RADIO!
 Terbuka pada kritik
 Jadilah pendengar yang baik, “ pembicara yang baik tumbuh karena kemampuannya menjadi pendengar yang baik,”

KEDUDUKAN PENYIAR DALAM PROGRAM DARI SEBUAH STASIUN RADIO
1. Penyiar adalah ujung tombak : dia adalah orang pertama yang berhubungan dengan pendengar.
2. Wakil Citra Radio : sosok yang mudah dikenali oleh pendengar. Citra penyiar adalah citra stasiun radio tersebut. Bahwa ini muncul dari tutur kata, perilaku, cara berpikir, gaya bicara, dsb.
3. Pemasaran : kekuatan Air Personality penyiar bisa menjadi daya jual.
4. Komunikator : penyiar sebagai media penyampai informasi pada pendengar, bukan tukang bicara.
5. Humas bagi Radio : dapat membangun tingkat pendengar maupun relasinya terhadap kredibilitas radio.
READMORE -

Karakteristik Radio 2

a) Radio Makes Pictures

Rich of Imagination
Radio kaya dengan imajinasi pendengarnya akan penyiar ataupun materi siarannya. Produksi radio yang hanya berupa suara tanpa gambar, justru mampu menciptakan ‘imajinasi’ yang sering membuat pendengar penasaran. contohnya, ketika mendengar suara penyiar, di benak pendengar akan mucul imajinasi tentang sosok sang penyiar sesuai dengan batasan fantasi si pendengar dengan mengolah karakter suara penyiar tersebut.

Theatre of Mind
Radio membuat pendengar membayangkan seolah-olah apa yang didengarnya itu benar-benar terjadi dalam imajenasi mereka. dengan warna bunyi tertentu, intonasi dan aksentuasi dalam teknik announcing mampu membawa imajinasi pendengar untuk mengidentifikasi suasana dan situasi berdasarkan suara yang didengarnya. Secara harfiah, theater of mind berarti ruang bioskop di dalam pikiran. Radio mampu menggugah imajinasi pendengarnya, dengan suara, musik, vokal atau bunyi-bunyian. Imajinasi yang muncul di benak pendengar muncul seketika dan membangun sebuah ruang bioskop yang berbeda-beda di setiap kepala, meski materi yang disampaikan sebuah radio sama. Pendengar punya latar belakang, pengalaman yang beragam. Imajinasi akan tergantung dari latar belakang dan pengalaman tersebut.. Imajinasi ini akan semakin kaya, dengan kepandaian sebuah radio meramu dan meracik suara, musik, vokal dan bunyi-bunyian, menjadi harmoni yang indah. Media massa lain, tidak punya kemampuan sehebat radio dalam memancing imajinasi audiens.


b) Radio Speaks to millions
Pendengar Potensial
Pendengar Aktual
Pesan bersifat umum

Sebagai media komunikasi massa radio didengar oleh banyak khalayak yang tersebar di berbagai tempat.

c) The speed of radio
Immediacy
Now
Fleksibel

Pesan yang disampaikan radio sangat cepat jika dibandingkan dengan koran dan TV . Ketika pesan disiarkan, maka ketika itu juga pesan dapat didengarkan oleh pendengar. Radio selalu menjadi yang pertama dalam menjangkau khalayak dan menjadi media tercepat dalam menyampaikan berita.

d) Radio has no boundaries
Kecuali aturan frekuensi dan area
Lokal

Kecuali dalam hal area dan frekuensi radio tidak memunyai batasan, siapapun boleh mendengarkan, kapanpun dan dimanapun.. Radio dapat menjangkau hampir seluruh warga negara dalam masyarakat, setiap waktu, gi setiap tempat, dan melibatkan siapa saja (bahkan orang buta huruf).

e) The simplicity of radio
Tidak rumit pengoperasiannya
Pesannya: bahasanya sesederhana mungkin(Short and simple) dan easy listening, alur logika tidak rumit.
Pesawat radio mudah dibawa.

f) Radio is cheap
Dari sisi Pengelola
Dari sisi Khalayak
Radio adalah media elektronik termurah, baik pemancar maupun penerimanya. Ini berarti terdapat ruang untuk lebih banyak stasiun radio dan lebih banyak pesawat penerima dalam sebuah perekonomian nasional. Dibandingkan dengan media lain, biaya yang rendah sama artinya dengan akses kepada pendengar yang lebih besar dan jangkauan lebih luas kepada kaum minoritas. Jadi, radio termasuk media yang tidak mahal. Hal ini memungkinkan lebih banyak pengulangan ‘reach’, frekuensi dan kesempatan mendengar lebih tinggi, dan itu semua membuat benyak iklan yang masuk. Selain itu untuk dapat mendengarkan siaran radio tidak diperlukan biaya yang mahal, harga pesawat radio dewasa ini juga semakin terjangkau dan kita tidak perlu membayar lagi untuk mendengarkan siaran radio.


g) Radio as background
Pendengar radio tidak tetap di depan layar, seperti halnya menonton televisi. Ini berarti mendengar radio dapat dilakukan sembari melakukan hal-hal lainnya, berpindah tempat, tetapi tetap dengan konsentrasi tinggi. Ini berarti lebih banyak waktu yang dapat dihabiskan untuk mendengarkan sementara pekerjaan-pekerjaan lain diselesaikan. Ini juga berarti bahwa makin banyak pendengar dijangkau sementara mereka bekerja.

h) Radio is selective
Pesan yang akan disampaikan pada pendengar dipilihkan
Otoriter!!

Dalam menyampaikan pesannya, radio bersikap otoriter karena merupakan komunikasi searah. Artinya pendengar tidak bisa memilih jenis siaran tertentu pada satu stasiun radio ( acara sudah diatur berdasarkan urutan waktu). Namun program yang disiarkan merupakan progam yang sudah dipilihkan untuk pendengarnya.

i) Radio lacks space
Luasnya ruang di surat kabar tidak sama dengan durasi waktu di radio. Radio hanya sekilas dengar, pesan yang terlewatkan tidak akan bisa diulang kembali. Hal ini yang mengharuskan pesan di radio di kemas dengan bahasa yang sederhana dan menarik.

j) The personality of radio
Hampir setiap radio punya kelompok pendengar. Istilah kerennya fans club. Sebaliknya, sangat jarang ada koran atau tv, yang punya fans club. Jarang juga kita dengar ada acara off air atau copy darat atau jumpa fans antara presenter televisi atau pengelola media cetak dengan pemirsa/pembacanya. Tetapi hapir semua radio, melakukan hal itu secara rutin.
Pendengar radio juga seringkali terobsesi dengan penyiar kesayangannya. Pokoknya, ngefans berat. Kapanpun si suara emas siaran, sang pendengar setia ini akan menyimaknya, dengan imajinasi seolah-olah si dia ganteng banget atau cantik sekali. “Suaranya empuk dan merdu sekali. Pasti wajahnya pun demikian”, begitu pikir mereka. Padahal, seringkali terjadi yang sebaliknya. Hal itu menunjukkan bahwa pendengar punya kedekatan emosional dengan radio yang disimaknya. Sehingga, mereka sangat percaya dengan radio tersebut. Apapun yang dilakukan oleh radio itu, akan diikutinya.Apapun yang diinformasikan oleh radio favoritnya, pasti dipercayainya. Sifat personal semacam inilah yang tidak dimiliki oleh media selain radio. Mana ada pembaca yang ngefans berat dengan seorang wartawan? Jarang pula, ada penonton yang tergila-gila dengan pembaca berita/presenter, seperti kepada penyiar radio? Jarang juga ada pemirsa televisi yang rutin mengirim kue untuk penyiar kesayangannya, suatu hal yang lumrah terjadi di radio. Sifat personal ini didukung pula oleh kemudahan pendengar berinteraksi dengan penyiarnya. Mereka bisa setiap saat berkomunikasi dengan surat, kartu pos, sms atau telepon. Dan langsung diudarakan. Rasanya, hmm… seakan-akan melayang di udara.Maka, ketika Anda memanfaatkan radio untuk bisnis Anda, jangan sampai lupa sifat personal radio. Pendengar sudah punya hubungan yang erat dengan radio tersebut secara personal, mungkin sangat emosional. Seorang pendengar akan hafal nama-nama penyiar, kebiasaan mereka, kapan mereka siaran dsb. Manfaatkanlah unsur kedekatan itu, dengan muatan yang sesuai. Selain itu, radio juga memiliki cirri khas masing- masing untuk menarik hati pendengar. Ciri khas itu bisa jadi mewakili karakter masyarakat dengarnya.

k) Radio has music

Tak ada radio yang bisa lepas dari musik. setiap radio selalu memutar dan mengikutsertakan musik dalam program siarannya. Sekalipun radio “Elshinta” yang bertemakan News and Talk juga menggunakan musik sebagai opening jingle ataupun closing jingle dalam program siaran mereka. Karena, musik adalah salah satu kekuatan radio selain sound efect dan kata-kata.

l) Radio for individual
Person to person
Akrab
Pesan yang disiarkan oleh radio didengarkan khalayak ramai. Meskipun demikian radio mempunyai karakteristik sendiri, yaitu radio akrab di telinga dan di hati pendengarnya. Maka bagi setiap penyiar diharuskan menyapa pendengarnya dengan kata ganti orang kedua tunggal ( kamu, loe, anda, dsb.), agar pendengar merasa akrab dengan si penyiar dan stasiun radio yang bersangkutan. Karena pendengar merasa penyiar tersebut.
READMORE -

Karakteristik Radio

Radio memiliki karakteristik khas yang membedakannya dengan media massa lainnya. Karakteristik radio antara lain:
1. Auditori. Radio adalah “suara”, untuk didengar. Karenanya isi siaran hanya sepintas lalu dan tidak dapat diulang.
2. Transmisi. Prosesnya disampaikan kepada pendengar melalui pemancaran (transmisi).
3. Mengandung gangguan. Seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis “channel noise factor”.
4. Theatre of Mind. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara. Radio menciptakan gambar (makes pictures) dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Pendengar bisa membayangkan apa yang dikemukakan penyiar. Bahkan, pendengar bisa berimajinasi tentang sosok penyiar tersebut.
5. Identik dengan musik. Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik.
Sumber: Broadcast Journalism, ASM Romli.
READMORE -

Kamis, 29 September 2011

Pengertian Sistem Sosial

Kuliah pagi kali ini dilakukan dengan cara di bagi-bagi menjadi 5 kelompok dalam kelas.
Materi kuliah yang dibahas pada kesempatan ini tentang pengertian sistem sosial. Setiap kelompok di tugaskan untuk menjelaskan pengertian Sistem? Sistem Sosial?

Langsung saja saya simpulkan hasil diskusi ini tentang pengertian yang didiskusikan bersama teman-teman.
Saya ambil dari berbagai sumber saja, karena apa yang ditulis dalam diskusi itu hampir sama dengan apa yang ada dari sumber-sumber relevan.

Pengertian Sistem dalam pengertian yang paling umum adalahsekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Kata sistem sendiri berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
Sedangkan menurut para ahli, Sistem diartikan sebagai berikut :
Menurut LUDWIG VON BARTALANFY Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu
antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.
Menurut ANATOL RAPOROT
Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.
Menurut L. ACKOF
Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang
terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu
sama lainnya.
Mengacu pada beberapa definisi sistem di atas, dapat juga diartikan, sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai contoh, dalam sistem komputer terdapat software (perangkat lunak), hardware (perangkat keras), dan brainware (sumber daya manusia).
SYARAT-SYARAT SISTEM :
1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah.
2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari pada elemen sistem.
5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.
Secara garis besar, sistem dapat dibagi 2 :
1. Sistem Fisik ( Physical System ) :
Kumpulan elemen-elemen/ unsur-unsur yang saling berinteraksi satu sama lain secara fisik serta dapat diidentifikasikan secara nyata tujuan-tujuannya.
2. Sistem Abstrak (Abstract System) :
Sistem yang dibentuk akibat terselenggaranya ketergantungan ide, dan tidak dapat diidentifikasikan secara nyata, tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya.
KARAKTERISTIK SISTEM
a. Organisasi
b. Interaksi
c. Interdependensi
d. Integrasi
e. Tujuan pokok
a. Organisasi
KLASIFIKASI SISTEM
1. Deterministik Sistem
Sistem dimana operasi-operasi (input/output) yang terjadi didalamnya dapat ditentukan/ diketahui dengan pasti.
2. Probabilistik Sistem
Sistem yang input dan prosesnya dapat didefinisikan, tetapi output yang dihasilkan tidak dapat ditentukan dengan pasti; (Selalu ada sedikit kesalahan/penyimpangan terhadap ramalan jalannya
sistem).
3. Open Sistem
Sistem yang mengalami pertukaran energi, materi atau informasi dengan lingkungannya. Sistem ini cenderung memiliki sifat adaptasi, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga
dapat meneruskan eksistensinya.
4. Closed Sistem
Sistem fisik di mana proses yang terjadi tidak mengalami pertukaran materi, energi atau informasi dengan lingkungan di luar sistem tersebut.
5. Relatively Closed Sistem
Sistem yang tertutup tetapi tidak tertutup sama sekali untuk menerima pengaruh-pengaruh lain.
Sistem ini dalam operasinya dapat menerima pengaruh dari luar yang sudah didefinisikan dalam batas-batas tertentu .
6. Artificial Sistem
Sistem yang meniru kejadian dalam alam. Sistem ini dibentuk berdasarkan kejadian di alam di mana manusia tidak mampu melakukannya. Dengan kata lain tiruan yang ada di alam.
7. Natural Sistem
Sistem yang dibentuk dari kejadian dalam alam.
8. Manned Sistem
Sistem penjelasan tingkah laku yang meliputi keikutsertaan manusia.
PENGERTIAN ANALISIS SISTEM
Suatu sistem akan dirancang oleh satu orang atau sekelompok orang yang membentuk tim. Orang yang merancang sistem ini disebut Sistem Analis.
Ada yang mendefinisikan Sistem Analis sebagai :
• Seorang yang menggunakan pengetahuan aplikasi komputer yang dimilikinya untuk memecahkan masalah-masalah bisnis, dibawah petunjuk Manajer Sistem.
• Seorang yang bertanggung jawab menterjemahkan kebutuhankebutuhan si pemakai sistem (user) ke dalam spesifikasi teknik yang diperlukan oleh Programmer dan diawasi oleh Manajemen.
FUNGSI ANALISIS SISTEM
1. Mengidentifikasikan masalah-masalah dari user
2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan user
3.Memeilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah
4.Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya sesuai dengan permintaan user
http://duniabaca.com/pengertian-sistem-dan-analisis-sistem.html

Istilah "sistem" berasal dari bahasa Yunani "Systema" yang mempunyai pengertian :

a. Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian.
b. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur.

Jadi, dengan kata lain istilah "systema" itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan. (Sumber: Tatang M. Amirin, Drs.).

Sedangkan pengertian "sistem sosial", menurut Jabal Tarik Ibrahim dalam bukunya Sosiologi Pedesaan, adalah sejumlah kegiatan atau sejumlah orang yang mempunyai hubungan timbal balik relatif konstan. Hubungan sejumlah orang dan kegiatannya itu berlangsung terus menerus. Dari tiga hal di atas terdapat tiga hal pokok, yaitu :

a. Dalam setiap "sistem sosial" ada sejumlah orang dan kegiatannya.
b. Dalam sustu "sistem sosial", orang-orang dan atau kegiatan-kegiatan itu berhubungan secara timbal-balik.
c. Hubungan yang bersifat timbal-balik dalam suatu "sistem sosial" bersifat konstan.

Dari uraian tadi menunjukkan bahwa "sistem sosial" merupakan kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (elemen atau komponen), yaitu :

a. orang dan atau kelompok beserta kegiatannya.
b. Hubungan sosial, termasuk di dalamnya norma-norma, dan nilai-nilai yang mengatur hubungan antar orang atau kelompok tersebut.

"Sistem sosial" merupakan ciptaan dari manusia, dalam hal ini "sistem sosial" terjadi karena manusia adalah makhluk sosial. Ada beberapa hal yang membuat manusia menciptakan "sistem sosial", antara lain karena :

a. Manusia mempunyai kebutuhan dasar biologi tertentu seperti pangan, papan, sandang dan seks.
b. Untuk memuaskan kebutuhan ini, manusia tergantung pada organisasi-organisasi kemasyarakatan.
c. Kenyataan di atas menciptakan kebutuhan-kebutuhan lain, yaitu kebutuhan sistem pada diri individu.
d. Pada akhirnya manusia berusaha untuk memaksimumkan kepuasan dari kebutuhan dirinya.

"Sistem sosial" mempengaruhi perilaku manusia, karena di dalam suatu "sistem sosial" tercakup pula nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan aturan perilaku anggota-anggota masyarakat. Dalam setiap "sistem sosial" pada tingkat-tingkat tertentu selalu mempertahankan batas-batas yang memisahkan dan membedakan dari lingkungannya ("sistem sosial" lainnya). Selain itu, di dalam "sistem sosial" ditemukan juga mekanisme-mekanisme yang dipergunakan atau berfungsi mempertahankan "sistem sosial" tersebut.
READMORE -

Jumat, 23 September 2011

Cakupan/Ruang Lingkup Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Dimensi Komunikasi menyatakan bahwa ruang lingkup/cakupan komunikasi sebagai berikut :
1. Bentuk Komunikasi :
a) Personnal Communication (Komunikasi Pribadi) :
Intrapersonnal Communication (Komunikasi Intrapribadi)
Interpersonnal Communication (Komunikasi Interpersonal)
b) Group Communication (Komunikasi Kelompok) :
Small Group Communication (Lecture, Panel Discussion, Symposium, Seminar,
Brainstorming, Ect.)Large Group Communication / Public Speaking.
c) Mass Communication (Komunikasi Massa dengan medianya Pers, Radio, TV, Film,
dsb.)
2. Sifat Komunikasi :
a) Verbal :
Oral (Ucapan)
Written (Tulisan)
b) Non-verbal :
Kinesikal (bahasa tubuh):
 Gestural (gerak-gerik tubuh)
 Postural (sikap tubuh)
 Facial Expressions (akspresi muka)
 Symbolic Cloting (pakaian symbol)
 Signal (Bel, Bedug, Morse, Simapore)
 Pictorial (Poster, Billboard, Rambu-rambu lalu lintas)
3. Teknik Komunikasi :
 Journalism
 Public Relations
 Advertising
 Exhibition / Exposition
 Propaganda
 Publicity Etc.
4. Metoda Komunikasi :
 Informative Communication
 Persuasive Communication
 Coersive / Intructive Communication
5. Fungsi Komunikasi :
 Public Information
 Publik Education
 Publik Persuasion
 Publik Entertaiment
6. Tujuan Komunikasi :
 Social Change / Social Participation
 Attitude Change
 Opinion Change
 Behaviour Change
7. Model Komunikasi :
 One Step Flow Communication
 Two Step Flow Communication
 Multi Step Flow Communication
8. Bidang Komunikasi :
 Social Communication
 Managemen Communication
 Bussiness Communication
 Political Communication
 Cultural Communication
 Traditional Communication
 International Communication
9. Sistem Komunikasi :
• Social Responsibility System
• Authoritian System
10. Interaksi Komunikasi :
• Komunikasi Sosial
• Komunikasi Media (1994 : 10 – 11)
READMORE -

Prinsip Dasar Komunikasi

Menurut Daan B. Curtis & Co. dalam buku Komunikasi Bisnis Profesional menyatakan bahwa prinsip-prinsip komunikasi meliputi :
Komunikasi tidak mungkin dihindari. Menurut De Vito bahwa komunikasi tidak dapat dielakkan sehingga kita tidak dapat tidak berkomunikasi dan tidak dapat tidak memberikan tanggapan. Misalnya dalam suatu kelas atau suatu rapat ada suatu intruksi untuk “tidak menunjukkan reaksi” tapi itu merupakan suatu intruksi yang mustahil untuk dilakukan. Dalam hal ini mungkin ada orang yang menganggukkan kepala atau tetap diam tetapi orang lain mungkin mengartikan lain terhadap perilaku tersebut.
Prinsip sebagian besar komunikasi adalah non-verbal. Walau dalam komunikasi verbal tetapi komunikan menanggapi pesan itu selain pesan yang diucapkan tetapi juga menangkap sebagian besar dari penekanan dan pembawan pesan tersebut oleh komunikan. Sebagian besar kesan dibuat untuk menanggapi isyarat non-verbal. Komunikasi non-verbal (nirlisan) adalah komunikasi yang tidak disampaikan melalui kata-kata, berisi penekanan, pelengkap, bantahan, keteraturan, pengulangan, atau pengganti pesan verbal.

 Penekanan adalah penyorotan tajam atau penekanan beberapa bagian pesan verbal
 Pelengkap adalah penguat sikap atau sifat pesan verbal
 Bantahan adalah menunjukkan perilaku yang tidak mempercayai pesan verbal
 Keteraturan adalah keterkendalian arah pesan verbal
 Pengulangan adalah mengulangi pernyataan pesan verbal dengan perilaku non-verbal
 Pengganti adalah penggantian pesan verbal dengan non-verbal yang memiliki arti serupa.

Prinsip konteks (lingkungan) yang mempengaruhi komunikasi. Prinsip ini berkaitan dengan ekologi dalam komunikasi. Komunikator harus dapat mengendalikan konteks (sekurang-kurangnya aspek yang paling negatif) jangan konteks (lingkungan) yang mengendalikan keberhasilan komunikator. Cara yang ditempuh adalah mempertimbangkan norma, waktu, kondisi fisik (warna, keleluasaan, temperatur, bunyi, cahaya, dan lain-lain) juga kondisi psikologis (suasana hati, peran, permainan, keramahtamahan, formalitas, dan lain-lain).

Arti pesan terdapat pada orang-orang bukan dalam kata-kata. Arti pesan terdapat pada persepsi, pada pengurai sandi (decoding), sehingga dalam komunikasi ada istilah; Words don’t mean ; people mean (kata-kata tidak mengandung makna namun oranglah yang memberikan makna pada kata-kata tersebut). Dalam hal ini orang-orang “memberi arti” tapi kata-kata tidak. Pesan yang diingat oleh orang-orang seringkali bukan pesan yang dimaksud si komunikator tetapi apa pun yang diinterpretasikan oleh pendengar (komunikan). Komunikan mungkin memproses informasi tersebut dengan cara yang tidak dapat diperkirakan komunikator.

Komunikasi tidak dapat diubah. Dalam hal ini apabila komunikator telah mengirimkan pesan yang salah maka tidak dapat diubah. Upaya yang dilakukan hanya dapat memberikan informasi tambahan atau rasionalisasi terhadap tindakan komunikator terdahulu tetapi hanya memodifikasi kesan yang telah dibuat. Walau andaikan pesan itu direkam video, komunikan tidak selalu memantau kesan pertama.

Gangguan mempengaruhi komunikasi (noise). Setiap proses komunikasi pasti ada faktor noise yaitu faktor yang mempengaruhi pengiriman pesan yang jelas dan akurat atau disini juga gangguan dalam saluran komunikasi. Komunikator harus menyadari bahwa setiap orang yang berupaya mendengarnya memiliki gangguan bersaing (dapat karena rasa lapar, kelelahan, dan sebagainya). Ia harus memperkecil gangguan di dalam dirinya dan bersaing secara efektif dengan gangguan yang tidak dapat dikendalikannya yang terdapat dalam diri pendengarnya. Atau juga gangguan semantik pada komunikasi verbal.

Komunikasi itu sirkuler bukan linier. Dalam proses komunikasi orang-orang mengirim dan menerima komunikasi secara serempak. Proses komunikasi pada saat pengirim menyandikan pesan (encoding) akan dikirim melalui saluran kepada penerima, bahkan sebelum distimulasikan untuk menyandikan pesan. Belum lagi bagi penerima pesan selain mendengarkan pesan ia juga memperhatikan tekanan pesannya, memperhatikan gerak-gerik si pembawa pesan, dan dalam benaknya juga timbul memaknakan pesan tadi (decoding). Karena aspek-aspeknya serempak tadi maka pesan komunikasi oleh Frank E.X. Dance dapat dianggap sebagai sebuah lingkaran (spiral helical).

Pentingnya menciptakan dasar pemufakatan. Komunikasi merupakan hal yang paling efisien pada saat partisipan membagi sejumlah pengalaman umum (field of reference). Pengalaman umum dicapai melalui penggunaan simbol dan pembicaraan pengalaman (sejarah) yang dibagi. Pada hal ini kesalahpahaman mungkin sedikit terjadi.

Komunikasi mempunyai efek. Komunikasi selalu menimbulkan beberapa jenis efek. Seperti orang berteriak dapat mempengaruhi pada orang berteriak itu sendiri. Oleh karena itu komunikasi melahirkan konsekuensi.

Etika komunikasi. Etika adalah pedoman tingkah laku dan penilaian moral. Etika komunikasi merupakan pertimbangan kebenaran atau kesalahan tindakan komunikasi tertentu. Pada komunikasi etis harus dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut :
apakah informasi merupakan manfaat jangka panjang ?
apakah permintan informasi merupakan minat pihak-pihak yang telibat komunikas ?.
Semua pihak memiliki informasi dan pemahaman yang diperlukan untuk membuat pilihan yang diinformasikan ?
Apakah informasi itu benar atau berdasarkan kenyataan ?

Kualitas lebih penting dari kuantitas. Komunikasi yang efektif adalah yang berkualitas dari pada pesan-pesan yang lebih banyak (kuantitas). Pemahaman tentang hubungan yang erat antara etika dan komunikasi serta sadar bahwa peningkatan kualitas komunikasi walau tidak dapat menyelesaikan seluruh masalah komunikasi tetapi dapat menyelidiki struktur komunikasi.

Jaringan komunikasi (network communication). Jaringan kerja formal adalah sah (legal dalam suatu institusi) merupakan saluran tempat pesan berlaku dari suatu pihak kepada pihak lainnya. Jaringan kerja informal adalah saluran tidak resmi tempat berlakunya informasi dalam suatu instansi. Jaringan kerja informal berupa selentingan-selentingan (grapevenis) berupa kabar burung atau suatu informasi yang secara resmi belum diumumkan tetapi telah dibocorkan. Jaringan kerja informal ini lebih cepat, lebih kaya, seringkali lebih akurat dan komunikasi dilakukan secara langsung (Komunikasi Interpersonal ). (1992 : 23).

Sedangkan menurut Watzlawick yang dikutip oleh Roger B. Ellis, Robert J. Gates, dan Neil Kenworthy Dalam buku “Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan” menyatakan bahwa prinsip-prinsip dasar komunikasi ada empat, yaitu :
1. Seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi
2. Setiap komunikasi mempunyai sebuah isi dan aspek hubungan dimana yang berikutnya mengklasifikasi yang sebelumnya dan karenanya adalah sebuah meta-komunikasi.
3. Sebuah seri komunikasi dapat dilihat sebagai sebuah seri pembicaraan yang tidak terputus.
4. Semua hubungan komunikasi adalah simetris atau komplementer tergantung pada apakah mereka didasarkan pada kesetaraan atau ketidaksetaraan. Komunikasi antara dua sahabat baik bersifat simetris. Komunikasi antara perawat dengan pasiennya, antara pimpinan dengan bawahan bersifat komplementer. (1999 : 27)
READMORE -

Fungsi Dan Tujuan Komunikasi

Fungsi komunikasi menurut Harol D. Lasswell adalah sebagai berikut :
The surveillance of the environment, fungsi komunikasi adalah untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam suatu lingkungan (kalau dalam media massa hal ini sebagai penggarapan berita).
The correlation of correlation of the parts of society in responding to the environment, dalam hal ini fungsi komunikasi mencakup interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan (disini dapat diidentifikasi sebagai tajuk rencana atau propaganda).
The transmission of the social heritage from one generation to the next, dalam hal ini transmission of culture difocuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai, dan norma sosial dari suatu generasi ke generasi lain.
Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi-dimensi Komunikasi mempunyai pendapat sebagai berikut :
 Public Information
 Publik Education
 Publik Persuasion
 Publik Entertainment
Ad.
1. Memberikan informasi kepada masyarakat. Karena perilaku menerima informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi disampaikan pada masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass communication .
2. Mendidik masyarakat. Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberiakan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. Kegiatan mendidik masyarakat dalam arti luas adalah memberikan berbagai informasi yang dapat menambah kemajuan masyarakat dengan tatanan komunikasi massa. Sedangkan kegiatan mendidik masyarakat dalam arti sempit adalah memberikan berbagai informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui berbagai tatanan komunikasi kelompok pada pertemuan-pertemuan, kelas-kelas, dan sebagainya. Tetapi kegiatan mendidik masyarakat yang paling efektif adalah melalui kegiatan Komunikasi Interpersonal antara penyuluh dengan anggota masyarakat, antara guru dengan murid, antara pimpinan dengan bawahan, dan antara orang tua dengan anak-anaknya.
3. Mempengaruhi masyarakat. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk mempengaruhi masyarakat tersebut ke arah perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan. Misalnya mempengaruhi masyarakat untuk mendukung suatu pilihan dalam pemilu dapat dilakukan melalui komunikasi massa dalam bentuk kampanye, propaganda, selebaran-selebaran, spanduk dan sebagainya. Tetapi berdasarkan beberapa penelitian kegiatan mempengaruhi masyarakat akan lebih efektif dilakukan melalui Komunikasi Interpersonal.
4. Menghibur masyarakat. Perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini banyak penyajian informasi melalui sarana seni hiburan.

Selanjutnya tujuan dari komunikasi adalah seperti yang dikemukakan oleh Dan B. Curtis dalam buku Komunikasi Bisnis Profesional sebagai berikut :
Memberikan informasi, kepada para klien, kolega, bawahan dan penyelia (supervisor)
Diberi informasi, karena perilaku diberi informasi merupakan bentuk interaksi komunikasi. Orang atau masyarakat cenderung merasa lebih baik diberi informasi yang diperlukannya atau yang akan diberi jalan masuk menuju informasi tersebut yang merupakan bagian dari keadaan percaya dan rasa aman.
Menolong orang lain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun berusaha memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan.
Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, karena semakin tinggi kedudukan/status seseorang maka semakin penting meminta orang lain untuk keahlian teknis sehingga dalam menyelesaikan masalah/membuat keputusan tersebut harus ada komunikasi untuk meminta data sebagai bahan pertimbangan.
Mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan setelah menerima massege. (1992 : 9)
Sementara itu menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi – dimensi Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :
 Social Change / Social Participation.
 Attitude Change.
 Opinion Change
 Behaviour Change

1. Perubahan Sosial dan partisipasi sosial. Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pilihan suara pada pemilu atau ikut serta dalam berperilaku sehat, dan sebagainya.
2. Perubahan Sikap. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat.
3. Perubahan pendapat. Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan, misalnya dalam informasi mengenai pemilu. Terutama informasi mengenai kebijakan pemerinatah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.
4. Perubahan perilaku. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan perilaku masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat atau mengikuti perilaku hidup sehat.
READMORE -

PENGERTIAN KOMUNIKASI

A. Pengertian Dan Cakupan Komunikasi
Secara etimologis komunikasi terjemahan dari Bahasa Inggris Communication berasal dari Bahasa Latin commis yang artinya sama. Mengadakan komunikasi artinya mengadakan “kesamaan” dengan orang lain. Komunikasi pada hakekatnya adalah membuat komunikan (orang yang menerima pesan) dengan komunikator (orang yang memberi pesan) sama-sama atau sesuai (turned) untuk suatu pesan.

Kalau A.L. Kroeber & C. Kluckhohn telah mengumpulkan 164 definisi kebudayaan,
maka Felix F.X. Dance dalam buku Human Communication Theory
telah mengumpulkan 98 definisi komunikasi. Definsi-definisi tersebut dilatarbelakangi berbagai perspektif mekanistis, sosiologistis, dan psikologistis.
Dence sendiri mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behavioristis sebagai usaha “menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal” ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli.
E.O. Wolman dalam buku Dictionary of Behavioral Science menyebutkan enam pengertian komunikasi :
Communication
1) The transmission of energy change from one place to another as in the nervous
system or transmission of sound waves;
2) The transmission or reception of signals or messages by organism;
3) The transmitted message;
4) (Communication theory). The process whereby system influence another system
throught regulation of the transmitted signals;
5) (K. Lewin) The influence of one personal region on another whereby a change
in one results in a corresponding change in the other region;
6) The message of a patient to his therapist in psychotherapy;
(Kalau diterjemahkan : Komunikasi adalah :
1) Penyampaian perubahan energi dari suatu tempat ke tempat lain seperti dalam
sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara;
2) Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme;
3) Pesan yang disampaikan;
4) (Teori Komunikasi). Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi
sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan;
5) (K. Lewin). Pengaruh satu wilayah pesona pada wilayah pesona yang lain
sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan
pada wilayah lain;
6) Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi;). (1973 : 69).

Selanjutnya Redi Panuju mendefinisikan bahwa :
“komunikasi sering diartikan sebagai upaya pemindahan/transfer informasi/pesan-pesan (masseges) dari pengirim pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan) untuk tercapai kondisi saling pengertian (mutual understanding)”.

Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi – dimensi Komunikasi mendefinisikan bahwa :
“Komunikasi adalah penyampaian lambang yang berarti oleh seseorang kepada orang lain, baik dengan maksud agar mengerti maupun agar berubah perilakunya”.

Carl J. Hovland memberikan definisi komunkasi :
“the process by wich an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behaviour of other individuals (communicates)”.

Artinya bahwa komunikasi adalah proses (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang-orang lain (komunikan).

Sedangkan Ilmu Komunikasi menurut Hovland adalah :
“suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas dan atas dasar asas-asas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap”.

Astrid S. Susanto membedakan arti antara communication dengan communications. Communication adalah :
proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti (sebagaimana menjadi pokok dalam ilmu komunikasi). Sedangkan communications sebagai proses komunikasi dengan penggunaan alat-alat mekanis maupun elektris (seperti banyak digunakan dalam media massa).

Mengenai media massa sendiri tidak dapat disamakan dengan mass communication. Media massa adalah sarana atau alat untuk menyampaikan komunikasi terhadap orang banyak. Sedang mass communication adalah tatanan komunikasi yang komunikatornya berhadapan dengan banyak orang (banyak komunikan).
READMORE -

Pengertian dan Definisi Jurnalistik


1. Pengertian Jurnalistik
Secara harfiah (etimologis, asal usul kata), jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary) dan kata istik yang merunjuk pada kata estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan. Keindahan yang dimaksud adalah mewujudkan berbagai produk seni dan keterampilan dangan menggunakan bahan-bahan yang diperlukannya, dan mengandung nilai-nilai yang dapat dinikmati manusia pengagumnya. Dalam bahasa Belanda journalistiek artinya penyiaran catatan harian.
Istilah jurnalistik erat kaitannya dengan istilah pers dan komunikasi massa. Jurnalistik adalah seperangkat atau suatu alat madia massa. Pengertian jurnalistik dari berbagai literature dapat dikaji definisi jurnalistik yang jumlahnya begitu banyak. Namun jurnalistik mempunyai fungsi sebagai pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat mengenai apa saja yang terjadi di dunia. Apapun yang terjadi baik peristiwa factual (fact) atau pendapat seseorang (opini), untuk menjadi sebuah berita kepada khalayak.
  1. Definisi Jurnalistik
Terdapat banyak definisi Jurnalistik, namun pada hakekatnya sama, para tokoh komuniikasi atau tokoh jurnalistik mendefinisikan berbeda-beda. Beberapa definisi jusnalistik adalah sebagai berikut :
-          Jurnalistik adalah pekerjaan mengumpulkan, menulis, menyunting dan menyebarkan berita dan karangan utuk surat kabar, majalah, dan media massa lainnya seperti radio dan televisi. (Leksikon Komunikasi).
-          Jurnalistik adalah suatu kepandaian praktis mengumpulkan, mengedit berita untuki pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan terbitan berkala lainnya. Selain bersifat ketrampilan praktis, jurnalistik merupakan seni. (M. Ridwan).
-          Dalam jurnalistik selalu harus ada unsur kesegaran waktu (timeliness atau aktualitas). Seorang jurnalis memiliki dua fungsi utama. Pertama, fungsi jurnalis adalah melaporkan berita. Kedua, membuat interpretasi dan memberikan pendapat yang didasarkan pada beritanya. (Edwin Emery).

READMORE -

KOMUNIKASI DAN JURNALISTIK

Seperti telah disebutkan pada bab terdahulu bahwa Publisistik secara tradisional berkembang dari akar yang kuat, dari retorika. Setelah ditemukannya alat cetak menyebabkan timbulnya surat kabar, timbullah ilmu yang mempelajari persuratkabaran (di Jerman disebut Zeitungswissenschaft sedang di Inggris Journalism) yang di Indonesia sering disebut Jurnalistik.

Selanjutnya jurnalistik masa sekarang dikenal dengan sebutan PERS, karena hasil produk jurnalistik dan sarana penyiaran jurnalistik adalah dalam bentuk pers.
Journalistic/Journalism bersumber dari kata Journal yang berasal dari Bahasa Latin diurnal yang berarti harian atau setiap hari.

Jurnalistik didefinisikan sebagai keterampilan atau kegaiatan mengelola bahan berita mulai dari peliputan sampai pada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat secara rutin setiap hari.


Fungsi Jurnalistik

Acta Diurna sebagai produk Jurnalistik pertama di dunia pada masa Romawi Kuno ketika Kaisar Julius Caesar berkuasa isinya hanya berisi hal-hal yang sifatnya informatif saja.
Perkembangan selanjutnya karena pers dapat menghasilkan produk massal dan jangkauan massa yang menyeluruh serta serempak maka sering dipergunakan kaum idealis untuk melakukan social control hingga akhirnya pers bukan hanya bersifat informatif semata tetapi juga bersifat persuasif.

Pers bukan hanya menyiarkan informasi, tetapi juga membujuk dan mengajak khalayak untuk mengambil sikap tertentu, agar berbuat sesuatu atau untuk tidak melakukan sesuatu. Bentuk jurnalistik atau pers yang bersifat persuasif antara lain adalah tajuk rencana (editorial) dan pelaporan selidik (investigative reporting).

Berdasarkan uraian tersebut, maka fungsi pers dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Fungsi menyiarkan informasi. Khalayak memerlukan pers untuk mendapatkan informasi di muka bumi ini : mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dikatakan oang lain, dan sebagainya.
• Fungsi mendidik.Sebagai sarana pendidikan massa (mass education), pers memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini dapat secara implisit dalam bentuk berita, juga dapat secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang cerita bersambung atau berita bergambar juga mengandung aspek pendidikan.
• Fungsi Menghibur. Tujuan hiburan biasanya juga untuk mengimbangi berita berat (hard news) dan artikel-artikel berbobot. Hiburan dapat ditampilkan dengan berita ringan, pemuatan cerita, teka-teki, karikatur, dan sebagainya.
• Fungsi Mempengaruhi. Fungsi mempengaruhi dari pers secara implisit terdapat pada berita sedangkan secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel. Fungsi mempengaruhi khusus dalam bidang perniagaan terdapat pada iklan-iklan atau display suatu produk. Karena fungsi pers mempengaruhi ini menyebabkan pers memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Sehingga pada masanya Napoleon pernah berkata bahwa ia lebih takut oleh empat surat kabar dari pada seratus serdadu dengan sangkur terhunus.


Arti dan Konsep Berita
Berita atau news adalah segala hal apa yang nyata terjadi, hal yang akan terjadi, adan apa yang menjadi pemikiran orang. Menurut Mitchel V. Charn dalam buku Reporting menyatakan bahwa : “News is the timely repaort of facts or opinion of either interest or importance, or both, to a considerable number of people. (Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk).
Di kalangan wartawan ada yang mengartikan news itu bentuk prural dari new sebagai penyiaran hal-hal yang terbaru, dan ada juga yang berpendapat news sebagai singkatan dari : north (utara), east (timur), west (barat), south (selatan). Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat penjuru angin, laporan dari mana-mana, dari berbagai tempat di dunia. Walau arti tersebut tidak menggambarkan arti berita yang sebenarnya.
Ciri hakiki berita sebagai laporan dibandingkan dengan bentuk laporan lainnya ialah bahwa berita merupakan laporan yang sangat cepat (timely) dan berkaitan dengan kepentingan umum (public interest).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka Frank Luther Mott dalam buku New Survey of
Journalism menyatakan bahwa ada delapan konsep berita :
• Berita sebagai laporan tercepat (news as timely report)
• Berita sebagai rekaman (news as record)
• Berita sebagai fakta objektif (news as objective fact)
• Berita sebagai interpretasi (news as interpretation)
• Berita sebagai sensasi (news as sensasion)
• Berita sebagai minat insani ( news as human interest)
• Berita sebagai ramalan (news as prediction)
• Berita sebagai gambar (news as picture)

READMORE -

KEUTAMAAN ILMU


Jasa Les Privat Komputer Datang Kerumah/Kantor Anda. Silahkan Klik Disini!!!

Pertama :
Ilmu Meningkatkan derajat
Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Allah akan mengangkat kedorang-orang yang beriman dan diberikan ilmu di antara kalian beberapa derajat. Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al Mujadilah [58] : 11).
Al Hafizh menjelaskan, “Ada yang mengatakan tentang tafsirannya adalah : Allah akan mengangkat kedudukan orang beriman yang berilmu dibandingkan orang beriman yang tidak berilmu. Dan pengangkatan derajat ini menunjukkan adanya sebuah keutamaan…” (Fathul Bari, 1/172). Beliau juga meriwayatkan sebuah ucapan Zaid bin Aslam mengenai ayat yang artinya, “Kami akan mengangkat derajat orang yang Kami kehendaki.” (QS. Yusuf [12] : 76). Zaid mengatakan, “Yaitu dengan sebab ilmu.” (Fathul Bari, 1/172).
Ibnu Katsir menyebutkan di dalam tafsirnya sebuah riwayat dari Abu Thufail Amir bin Watsilah yang menceritakan bahwa Nafi’ bin Abdul Harits pernah bertemu dengan Umar bin Khattab di ‘Isfan (nama sebuah tempat, pen). Ketika itu Umar mengangkatnya sebagai gubernur Mekah. Umar pun berkata kepadanya, “Siapakah orang yang kamu serahi urusan untuk memimpin penduduk lembah itu?”. Dia mengatakan, “Orang yang saya angkat sebagai pemimpin mereka adalah Ibnu Abza; salah seorang bekas budak kami.” Maka Umar mengatakan, “Apakah kamu mengangkat seorang bekas budak untuk memimpin mereka?”. Dia pun menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya dia adalah orang yang pandai memahami Kitabullah, mendalami ilmu waris, dan juga seorang hakim.” Umar radhiyallahu’anhu menimpali ucapannya, “Adapun Nabi kalian, sesungguhnya dia memang pernah bersabda, ‘Sesungguhnya Allah akan mengangkat kedudukan sekelompok orang dengan sebab Kitab ini, dan akan merendahkan sebagian lainnya karena kitab ini pula.’ (HR. Muslim).
Kedua :
Nabi diperintahkan untuk berdoa untuk mendapatkan tambahan ilmu
Di dalam Kitabul Ilmi Bukhari membawakan sebuah ayat yang artinya, “Wahai Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu.” (QS. Thaha [20] : 114). Kemudian Al Hafizh menjelaskan, “Ucapan beliau : Firman-Nya ‘azza wa jalla, ‘Wahai Rabbku tambahkanlah kepadaku ilmu’. Memiliki penunjukan yang sangat jelas terhadap keutamaan ilmu. Sebab Allah ta’ala tidaklah memerintahkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta tambahan untuk apapun kecuali tambahan ilmu. Sedangkan yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah ilmu syar’i; yang dengan ilmu itu akan diketahui kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang mukallaf untuk menjalankan ajaran agamanya dalam hal ibadah ataupun muamalahnya, juga ilmu tentang Allah dan sifat-sifat-Nya, dan hak apa saja yang harus dia tunaikan dalam beribadah kepada-Nya, menyucikan-Nya dari segenap sifat tercela dan kekurangan. Dan poros semua ilmu tersebut ada pada ilmu tafsir, hadits dan fiqih…” (Fathul Bari, 1/172).
Ketiga :
Perintah bertanya kepada ahli ilmu
Ibnul Qayyim mengatakan, “Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci memerintahkan untuk bertanya kepada mereka (ahli ilmu) dan merujuk kepada pendapat-pendapat mereka. Allah juga menjadikannya sebagaimana layaknya persaksian dari mereka. Allah berfirman yang artinya, “Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu kecuali para lelaki yang Kami wahyukan kepada mereka : bertanyalah kepada ahli dzikir apabila kalian tidak mempunyai ilmu.’ (QS. An Nahl [16] : 43). Sehingga makna ahli dzikir adalah ahli ilmu yang memahami wahyu yang diturunkan Allah kepada para nabi.” (Al ‘Ilmu, fadhluhu wa syarafuhu, hal. 24).
Keempat :
Kebenaran akan tampak bagi ahli ilmu
Ibnul Qayyim mengatakan, “Allah Yang Maha Suci memberitakan mengenai keadaan orang-orang yang berilmu; bahwa merekalah orang-orang yang bisa memandang bahwa wahyu yang diturunkan kepada Nabi dari Rabbnya adalah sebuah kebenaran. Allah menjadikan hal ini sebagai pujian atas mereka dan permintaan persaksian untuk mereka. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan orang-orang yang diberikan ilmu bisa melihat bahwa wahyu yang diturunkan dari Rabbmu itulah yang benar.” (QS. Saba’ [34] : 6).” (Al ‘Ilmu, fadhluhu wa syarafuhu, hal. 24).
Kelima :
Segala sifat terpuji bersumber dari ilmu
Ibnul Qayyim mengatakan, “Sesungguhnya seluruh sifat yang menyebabkan hamba dipuji oleh Allah di dalam Al Qur’an maka itu semua merupakan buah dan hasil dari ilmu. Dan seluruh celaan yang disebutkan oleh-Nya maka itu semua bersumber dari kebodohan dan akibat darinya…” (Al ‘Ilmu, fadhluhu wa syarafuhu, hal. 128). Beliau juga menegaskan, “Dan tidaklah diragukan bahwasanya kebodohan adalah pokok seluruh kerusakan. Dan semua bahaya yang menimpa manusia di dunia dan di akhirat maka itu adalah akibat dari kebodohan…” (Al ‘Ilmu, fadhluhu wa syarafuhu, hal. 101).
Kebahagiaan ilmu
Ibnul Qayyim mengatakan, “Adapun kebahagiaan ilmu, maka hal itu tidak dapat kamu rasakan kecuali dengan cara mengerahkan segenap kemampuan, keseriusan dalam belajar, dan niat yang benar. Sungguh indah ucapan seorang penyair yang mengungkapkan hal itu,
Katakanlah kepada orang yang mendambakan
Perkara-perkara yang tinggi lagi mulia
Tanpa mengerahkan kesungguhan
Berarti kamu berharap sesuatu yang mustahil ada

Penyair yang lain mengatakan,
Kalau bukan karena faktor kesulitan
Tentunya semua orang bisa menjadi pimpinan
Sifat dermawan membawa resiko kemiskinan
Sebagaimana sifat berani membawa resiko kematian
(Al ‘Ilmu, fadhluhu wa syarafuhu, hal. 111).
Beliau juga mengatakan, “Berbagai kemuliaan berkaitan erat dengan hal-hal yang tidak disenangi (oleh hawa nafsu, pen). Sedangkan kebahagiaan tidak akan bisa dilalui kecuali dengan meniti jembatan kesulitan. Dan tidak akan terputus jauhnya jarak perjalanan kecuali dengan menaiki bahtera keseriusan dan kesungguh-sungguhan. Muslim mengatakan di dalam Sahihnya, ‘Yahya bin Abi Katsir berkata : Ilmu tidak akan diraih dengan tubuh yang banyak bersantai-santai.’ Dahulu ada yang mengatakan, ‘Barangsiapa yang menginginkan hidup santai (di masa depan, pen) maka dia akan meninggalkan banyak bersantai-santai.’.” (Al ‘Ilmu, fadhluhu wa syarafuhu, hal. 112).
Inilah sekelumit pelajaran dan motivasi bagi para penuntut ilmu. Semoga yang sedikit ini bisa menyalakan semangat mereka dalam berjuang membela agama-Nya dari serangan musuh-musuh-Nya. Sesungguhnya pada masa yang penuh dengan fitnah semacam ini kehadiran para penuntut ilmu yang sejati sangat dinanti-nanti. Para penuntut ilmu yang berhias diri dengan adab-adab islami, yang tidak tergoda oleh gemerlapnya dunia dengan segala kepalsuan dan kesenangannya yang fana. Para penuntut ilmu yang bisa merasakan nikmatnya berinteraksi dengan Al Qur’an sebagaimana seorang yang lapar menyantap makanan. Para penuntut ilmu yang senantiasa berusaha meraih keutamaan di waktu-waktunya. Para penuntut ilmu yang bersegera dalam kebaikan dan mengiringi amalnya dengan rasa harap dan cemas. Para penuntut ilmu yang mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas kecintaannya kepada segala sesuatu.

Jual Sabun Herbal, Untuk Kesehatan Kulit Anda. Silahkan Klik Disini!!!

READMORE -