Selasa, 28 Juni 2011

Pak SBY Pergilah ke Singapura


Mangkirnya Nazaruddin dari panggilan ketiga KPK semakin menegaskan Singapura adalah tempat aman bagi para koruptor Indonesia. Sinyal ”perlawanan” Nazaruddin terhadap institusi pemberantas hukum kita ini menandakan bahwa ia sungguh merasa sangat nyaman bersembunyi di sana. Nazaruddin sangat tahu betul bahwa Indonesia tidak akan bisa berbuat apa-apa dan tidak akan diapa-apakan di Singapura. Karena ia paham benar bahwa para “seniornya” (buronan koruptor) yang sudah duluan kabur hingga sekarang kehidupan mereka tetap bahagia di Singapura.

Singapura memang pantas disebut surga para koruptor Indonesia. Fakta dan data memang menunjukkan hal yang demikian. Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis data bahwa dari 45 koruptor Indonesia melarikan diri ke luar negeri dalam sepuluh tahun terakhir, 20 orang di antaranya memilih Singapura. Singapura menjadi negara yang paling disenangi para koruptor karena sepanjang sejarahnya, tidak ada koruptor yang kabur ke Singapura bisa dibawa kembali ke Tanah Air secara paksa. Mulai pengemplang BLBI hingga pembobol Bank BNI. Kalaupun ada yang bisa diajak pulang itu hanyalah Gayus Tambunan seorang. Pulangnya Gayus pun bukan dipaksa, tapi karena ia berhasil dibujuk rayu oleh Satgas Anti Mafia.

Alasan tidak adanya perjanjian ektradisi selalu menjadi kendala pemerintah kita untuk menyeret para koruptor dari Singapura. Sebenarnya perjanjian i
ni pernah digagas tahun 2007 lalu di Bali. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah membubuhkan tanda tangannya dalam perjanjian tersebut. Namun, anggota DPR kita ketika itu tidak menyetujuinya karena perjanjian itu mengisyaratkan imbalan yang lebih untuk Singapura. Not free lunch, tidak ada makan siang yang gratis, pemerintah Singapura meminta persyaratan tidak masuk akal berupa perjanjian kerja sama pertahanan (DCA). Di mana Singapura minta disediakan pangkalan militer di wilayah teritorial Indonesia. Sesuatu yang mustahil bagi kedaulatan negara kita.

Entah sudah ratusan triliun uang negara kita yang dibawa lari para koruptor ke Singapura. Tentu saja uang haram tersebut sangat berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi mereka. Karena itu wajar bila mereka mensyaratkan hal yang mustahil kepada pemerintah kita jika ingin perjanjian ektradisi dibuat. Menurut sebuah lembaga survei Merril Lynch Capgemini, sepertiga orang paling kaya di Singapura adalah orang Indonesia. Lembaga itu juga menyebutkan total dana orang Indonesia yang disimpan di Singapura, mencapai USD87 miliar atau setara dengan Rp783 triliun. Sebuah angka yang fantastik.

Melihat keuntungan yang begitu besar mereka peroleh, tentu kita mafhum bila Singapura akan lebih memilih tidak menyepakati perjanjian ekstradisi tersebut. Melaksanakan perjanjian ini sama saja bagi mereka membuang peluang atas dana yang masuk untuk menggerakkan roda perekonomian negaranya. Boleh jadi, mereka tidak perlu lagi bersusah-payah mencari investor untuk datang, sebab hampir tiap tahun ada saja para koruptor dari Indonesia yang datang menanamkan investasinya. Mereka sepertinya tidak peduli bahwa uang yang dibawa koruptor itu hanya menambah penderitaan rakyat Indonesia yang memang sudah demikian jauh dari kesejahteraan.

Singapura adalah gambaran keangkuhan sebagai sebuah negara yang bertetangga (jiran). Padahal dari segi wilayah dan penduduk, Singapura bukanlah apa-apanya bagi Indonesia. Wilayahnya tidak lebih luas dan populasi penduduknya tidak lebih banyak dari sebuah kabupaten di Pulau Jawa. Namun tingkah lakunya dari dulu memang tidak pernah menunjukkan aroma persahabatan.

Bangsa kita seperti tidak berharga dalam pandangannya. Betapa banyak kita dengarkan keluhan dari warga Indonesia yang diinterogasi di imigrasi bandara mereka tanpa sebab yang pasti. Betapa banyak TKW kita yang disiksa tanpa kejelasan nasibnya. Mereka seperti sangat paranoid kepada bangsa kita karena merasa sudah menjadi bangsa maju.

Rendahnya martabat bangsa kita di mata Singapura tidak lepas dari kelemahan kita sendiri. Sebagai sebuah bangsa, kita belum berada di batas kemapanan. Mereka tahu bahwa Indonesia sedang berkecamuk dengan berbagai persoalan yang melilit pemimpinnya. Mereka sangat mengerti bahwa bangsa kita di internalnya sendiri sibuk dengan dagelan politik. Mereka paham penegakan hukum kita sangat lemah untuk menangkap para koruptor. Mereka percaya bahwa pemimpin kita selalu ragu dalam mengambil keputusan.

Membiarkan kenyataan ini berlarut-larut hanya menambah kekerdilan kita di hadapan Singapura. Pemimpin kita mestilah menyadari bahwa bangsa kita adalah bangsa yang besar. Berbeda dengan Singapura yang merdeka lebih karena hadiah, bangsa kita didirikan dengan keringat dan darah pejuang. Bumi pertiwi ini memiliki pejuang-pejuang yang tangguh di medan pertempuran. Makanya sangatlah aneh bila pemimpin kita sekarang terkesan diam melihat kezaliman tetangga kecilnya ini.

Pepatah lama kita menyebutkan bahwa lawan jangan dicari, tapi kalau lawan datang kita tidak boleh lari. Orang Jakarta bilang, ”Lu jual gue beli”. Tingkah polah Singapura yang tidak memiliki itikad baik dengan kita untuk memulangkan para koruptor jelas-jelas mengindikasikan perlawanan tersembunyi. Logikanya sederhana: dengan melindungi penjahat-penjahat dari Indonesia, bukankah Singapura sama jahatnya dengan penjahat itu sendiri.

Pak SBY, kita meminta ketegasan Anda pada Singapura. Ketegasan dalam arti yang terukur tentunya. Jika memang mereka tidak bisa ikhlas memberikan perjanjian ektradisi itu, tempuhlah jalan lain yang lebih bermartabat. Lebih baik kita tidak bertetangga daripada kita direndahkan selalu. Terus terang kami sangat tidak ingin bangsa kita sampai mengemis memohon perjanjian ekstradisi itu didapatkan. Karena ribuan koruptor pun tidak bisa ditukar dengan kedaulatan negara kita.

Pak SBY, pergilah ke Singapura. Pergilah ke sana dengan muka yang tegak dan semangat 1945. Tanyakan kepada mereka apa mau mereka sebenarnya. Katakan kepada mereka bahwa kita adalah bangsa yang bermartabat. Katakan kepada mereka sejarah bangsa kita ditulis dengan tetesan darah para pejuang. Yakinkan mereka bahwa kesabaran kita ada batasnya. Tekankan kepada mereka bahwa ada + 270 juta orang yang siap sedia berada di belakang Anda.

Pak SBY, pergilah ke Singapura untuk ”menyeret” para koruptor kembali ke tanah air. Paksalah Singapura untuk menyerahkan mereka segera. Jika itu berhasil dilakukan barulah kami percaya komitmen Anda memberantas korupsi.***
READMORE -

Kamis, 23 Juni 2011

Salaf adalah Islam Nusantara , Bukan Wahabi


Ada beda pengertian antara arti salaf seperti yang datang dari Timur Tengah, dan arti Salaf yang lahir dari khazanah dan kekayaan Islam Nusantara



Umat Islam tentu tidak ingin terpecah-pecah. Meski berbeda-beda tapi tidaklah seharusnya membawa perpecahan . NU dan Muhammadiyah misalnya, adalah asset umat Islam Nusantara. Mereka lah pembentuk karakter keislaman tanah air.

Kita tahu dalam sejarah , perjuangan melawan penjajan dilakukan oleh para ulamadan guru-guru agama. Ketika itu organisasi Islam seperti NU dan Muhammadiyah ikut dalam perjuangan politik membawa masing- masing aspirasi untuk komunitas dan Jamaahnya, dan juga kemaslahatan untuk bangsa dan Negara.

Tentu, ada gesekan antara keduanya, apalagi dipanas-panasi oleh kemunculan orang-orang berjenggotdari Timur Tengah. Mereka membawa bendera “Salafi”. Sesuai dengan pengertian yang mereka terimadari paham wahabi. Mereka menjadika NU dan Muhammadiyah sebagai target sasaran. Mereka menganggap Muhammadiyah tidak lagi puritan dan ti\idak lagi murni. Sementara NU dianggap oleh mereka banyak melakukan Bid’ah, khurafat dan kemusyrikan.

Dan tidak hanya itu, untuk memperlemah kekuatannya, Nu dan Muhammadiyah diadu-domba. Sehingga mereka bertengkardalam masalah yang sepele, seperti masalah qunut dan Tarowih. Oleh Karen itu kita patut menyambut baik inisiatif yang bagus sekali dari pimpinan NU dan Muhammadiyahyang berupaya menyatukan langkah dalam membela dan melindungi umat. Sadar akan bahaya terhadap masa depan dunia Islam, NU dan Muhammadiyah bertekad menyatukan langkah untuk membangun Indonesia dan Islam yang maju, kuat dan solid.

Ada dua prinsip dasar yang membuat Pak Hasyim Muzadi dan Pak Din Syamsudin bertemu beberapa waktu yang lalu untuk menyatukan langkah tesebut. Pertama, prinsip tegas akan pentingnya menegakan kerukunan social dan kesatuan nasional. Kedua, sikap politik luar negri bangsa kita yang bebas dan aktif serta menolak segala bentuk ketundukan dan campur tangan asing dalam bentuk apapun.

Ikatan persatuan ini pernah diupayakan oleh sejumlah ulama yang mendirikan NU pada tahun 1926. Waktu itu, mereka menghadapi tantangan global; kebangkitan fundamentalisme agama dalam baju wahabi dan puritanisme, serta kolonialisme Belanda yang menjarah kekayaan bangsa muslim serta memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Kelompok pertama mengancam kelestarian dan kelangsungan cara beragamayang berorientasi madzhab, serta merusak keberlangsungan tatanan budaya bangsa yang plural. Sementara yang kedua mengancam kelangsungan umat Islam sebagai sebuah bangsa yang dipersatukan oleh ikatan tanah air tempat mereka lahir dan berpijak.

Oleh karena itu, menghadapi konteks global sekarang ini, dua ormas Islam terbesar di Indonesia menjadi contoh dari dua bentuk paham keagamaan “salafi” yang tetap menjaga persatuan, meski berbeda. NU dikenal dengan kumpulan para ulama dan kiai pesantren yang berwatak nasionalis dan membela bangsa ini. Sementara Muhammadiyah adalah himpunan para arsitek dan menejer professional yang cakap mengurus kegiatan amal sosial.

Heru Cahyono, Mahasiswa Fakultas Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyairan Islam UIN SUKA Yogyakarta.
READMORE -

Memahami Arti Salaf Secara Arif


Umat Islam jangan cepat tergoda dengan istilah baru. Meski maknanya bagus, tapi justru sering menyesatkan. Seperti istilah salaf yang banyak muncul kini.



Belakangan ini ada kesilap-pahaman dalam memahami makna salaf. Orang biasanya menyamakan dengan tasaluf, berlagak seperti salaf. Misalnya orang-orang yang berlagak mengikuti salaf dengan bersorban, berpakaian serba putih, berjenggot, dan beribadah dengan seketat-ketatnya dan semurni-murninya. Katanya mengikuti umat Islam generasi salaf terdahulu.

Kata salaf secara lughawi semakna dengan kata qobla yang berarti sebelum atau yang lampau. Kata ini sering dilawankan dengan khalaf, yang berarti belakangan. Dalam perkembangannya makna Salaf menyempit untuk menyebut suatu babakan histories tertentu dalam sejarah Islam yang berwenang memberi legitimasi ajaran Islam atas kurun dan sesudahnya.

Menurut Dr. Muhammad Said Ramadan al-Buthi, otoritas tersebut hanyalah melekat pada tiga generasi awal Islam, yakni para Sahabat, Tabiin, dan Tabiit Tabiin. Pemahaman Muhammad Said Ramadan tersebut mungkin banyak diilhami oleh sabda Nabi, “Sebaik-baik kurun adalah masa saya, kemudian yang mengikutinya, lalu yang mengikutinya.

Pandangan seperti ini cukup mendasar. Soal perioda tersebut memang sangat dekat dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW. Beliau merupakan sumber otoritas doktrin-doktrin Islam yang kemudian dituangkan dalam AlQuran dan Hadits.

Sudah selayaknya jika generasi sahabat pendamping setia Nabi, lebih banyak mendengar langsung ajaran Islam dari beliau. Bahkan menyaksikan langsung segenap derap langkah dan grak-gerik Nabi, sehingga otoritas mereka tidak diragukan lagi. Hal serupa dapat pula kita temukan pada generasi tabiin, dan generasi Tabiit Tabiin.

Namun demikian, dalam perjalanan sejarahnya, umat Iskam terbelah dalam partai-partai politik atau firoq Al Islamiah. Ini mengarah pada munculnya sekte-sekte dalam teologi. Tragedi ini membawa dampak yang serius bagi karakteristik SALAf. Mau tidak mau fanatisme kelompok dan aliran menjadi pegangan masing-masing individu umat Islam.

Jelas, hal ini mematahkan kadar obyektivitas dan keutuhan mereka dalam menyikapi otoritas salaf. Dalam pandangan kelompok jumhur Ulama, yakni kalangan Sunni generasi Tabiit Tabiin dan para pengikutnya, para khalifah yang empat semuanya memiliki otoritas salaf.

Heru Cahyono, Mahasiswa Fakultas Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN SUKA
READMORE -

Pengen Lanjut Ke SMA


Setelah saya lulus dari bangku SLTP, saya ingin sekali melanjutkan sekolah di SMA/Sederajat. Waktu itu saya mendaftarkan diri di MAN 1 Purwodadi, dan SMK Pancasila Purwodadi. Beberapa hari kemudian setelah melihat pengumuman yang di MAN 1 Purwodadi ternyata saya belum diterima, akhirnya saya ke SMK Pancasila dan melihat disana saya di terima. Syarat sebelum masuk sekolah dan menjadi murid di SMK tersebut, siswa harus sudah membayar uang regristasi sebesar 1 juta waktu itu.

Saya pulang dan dirumah bilang kepada bapak saya kalau saya dah daftar di SMK Pancasila dan diterima, nah syaratnya harus sudah membayar uang administrasi sebesar 1 juta dan harus lunas tidak boleh di cicil. Memang keadaan ekonomi keluarga saya rendah, karena memang waktu itu bapak saya tidak mempunyai uang sama sekali, akhirnya saya tidak jadi sekolah. sedih.... kecewa banget waktu itu..sampai-sampai aku menangis...

Menyesal itu pasti karena keinginan yang saya impikan tidak terwujud. Dalam penyesalan itu saya pergi dari rumah karena waktu itu saya sangat sebel sama bapak dan keluarga saya. Semarang kota yang saya tuju untuk menghilangkan rasa sakit dan kecewaku. Di kota ini saya tidak senang-senang atau hanya main. Tapi disana saya kerja di Perumahan Graha Estetika menjadi buruh bangunan selama setahun.

Banyak banged cerita yang saya alami waktu itu, kesal, capek, senang, semuanya bercampur baur dalam aktifitasku dalam bekerja. Keseharianku selama bekerja saya juga rajin banged pergi ke Masjid, karena kerutinan saya pergi ke masjid ada seorang wanita yang waktu itu suka ma saya. Setelah banyak ngobrol dan saling terbuka akhirnya saya dan dia jadian. Sekian waktu berjalan dia mengajak saya ke rumahnya, dan dia minta saya untuk melamarnya...waawwww kaget saya mendengar perkataannya. Padahal umur saya masih 16 tahun 10 bulan, bentar lagi 17 tahun heeee akhirnya saya jawab aku belum siap karena faktor umurku yang masih terlalu muda.

Waktu berjalan begitu cepat, saya terpaksa meninggalkan dia karena saya ternyata di ajak oleh kakak saya untuk melanjutkan sekolah di Klaten. Mulai dari situlah saya sudah tidak mempunyai hubungan komunikasi ma dia. Dia menangis saat aku tinggalkan dan hanya sorban saya yang berwana putih yang aku tinggalkan kepadanya sebagai kenangan dan bukti cintaku ma dia, bahwa saya dan dia berharap nanti kita dipertemukan kembali...to be continue
READMORE -

Berlindung Kepada Burung Garuda?


Mengapa Nabi Ibrahim Alaihis sallam disebut sebagai bapak 'monotheisme'? Karena Ibrahim Alaihis sallam benar-benar 'mentauhidkan' Allah Rabbul alamin. Beliau hanya mengesakan Allah Rabbul Alamin. Tidak menyandingkan-Nya dengan apapun.

Nabi Ibrahim Alaihis sallam harus berlawanan dengan ayahnya 'Azar' yang masih menyembah patung (berhala). Di mana di sekeliling Ka'bah patung-patung menjadi sesembahan. Termasuk ayahnya 'Azar' menjadi pelopor yang mengajak kaumnya menyembah patung.

Padahal, patung itu hanya benda mati, yang tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat. Tetapi, mereka menyakini patung-patung itu, mereka jadikan sebagai 'tuhan'. Mereka menjadikan patung-patung itu sebagai sesembahan. Inilah persoalan yang sangat asas (pokok), terutama bagi kehidupan umat Islam saat ini.

Umat Islam dewasa ini mengulangi episode Nabi Ibrahim Alaihis sallam, di mana umatnya waktu itu, masih menyembah patung yang hakikatnya tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat bagi kehidupan mereka. Episode jahiliyah inilah yang akhirnya membawa kehancuran bagi kehidupan mereka.

Nabi Ibrahim yang mengajak umatnya beriman kepada Allah Rabbul alamin itu, dan bukan hanya menghadapi umatnya yang jahil dan penyembah patung, tetapi beliau menghadapi hukuman. Di mana beliau dibakar oleh Namrud. Dimasukkan ke dalam api. Tetapi, Nabi Ibrahim Alaihis sallam, yang dimasukkan ke dalam api itu, tidak menjadi hangus, karena kobaran api. Nabiullah Ibrahim Alaihis sallam diselamatkan oleh Rabbnya.

Sebuah episode bagi mereka yang dengan keyakinannya, dan selalu hanya berharap pertolongan dari Rabbnya, maka hidupnya diselamatkan dari segala bentuk ancaman, kezaliman, dan siksaan dari para pengikut jahiliyah. Karena itu, Allah Rabbul Alamin, menegaskan,

"Janganlah engkau takut, cemas, dan sedih, bila engkau orang-orang yang mukmin".

Para pembawa dan penjuang penegak kebenaran dan keadilan, pasti selalu diawal perjuangannya, adalah sebagai kelompok minoritas. Tidak akan banyak yang mengikutinya. Mendapatkan permusuhan dari seluruh kelompok jahiliyah. Pasti mereka tidak akan pernah akan memberi ruang kepada mereka yang ingin menegakkan kebenaran dan keadilan.

Mereka adalah kelompok minoritas. Hanya sedikit. Tetapi, mereka orang-orang yang memiliki keyakinan, kesungguhan, komitmen, dan kejujuran terhadap keyakinan yang mereka yakini. Mereka akan terus berjuang dengan segala kesabaran yang tanpa batas. Mereka memiliki keikhlasan yang utuh. Tidak tergoda dengan aksesoris kehidupan dunia yang bersifat artifisial. Itulah prototipe para pengikut Ibrahim Alailhis sallam.

Sekarang di era jahiliyah modern, banyak aktivis Islam, dan aktivis Islam lainnya, meninggalkan keyakinan, komitmennya, kejujurannya, kesungguhannya, khususnya dalam membela dan menegakkan keyakinan mereka, berupa risalah yang diberikan Allah Rabbul alamin. Mereka bukan hanya mengubah jati dirinya dan karakter dasarnya, tetapi sampai mereka berani mengubah keyakinannya. Mereka lebih memilih dan mengejar dukungan manusia, dan rela meninggalkan segala simbol-simbol keislamannya.

Di era jahiliyah modern ini, para aktivis Islam dan gerakannya, lebih memilih menyesuaikan dengan kehidupan masyarakat dan sistem yang ada. Kehidupan masyarakat yang bercorak jahilyah dan sistem "ghoirul Islam", yaitu sistem kufur, justru sekarang para akitivis Islam menyesuaikan dengan kondisi itu.

Mereka yang masuk ke dalam sistem jahiliyah, dahulunya menggunakan pameo "ingin merubah dari dalam". Maksudnya, mereka akan melakukan perubahan ketika masuk ke dalam sistem kufur, dan berada di dalam bi'ah jahiliyah. Tetapi, bukannya mereka berhasil mengubahnya, tetapi mereka justru yang berubah, dan menjadi jahiliyah.

Mereka mengubah prinsip-prinsip (mabadi') Islam dengan sistem sekuler, yang merupakan cerminan dan lambang jahiliyah. Mereka mengakui dan menerima serta menyakini mabadi'ul khamsah, yang disebut dengan Pancasila.

Para pemimpin aktivis Islam itu menyerukan kepada pengikutnya, kadernya menghafal, memahami, butiri-butir dalam mabadi'ul khamsah itu. Mereka para elite aktivis Islam itu, juga menyerukan kadernya memahami preambule mabadi'ul khamsah. Mereka tidak lagi menyakini tentang risalah yang telah diberikan oleh Allah Rabbul alamin sebagai minhajul hayah, tetapi menggantinya dengan mabadi'ul khamsah. Inilah pergeseran yang nyata-nyata.

Mereka berlindung, meminta pertolongan, serta keamanan kepada mabadi'ul khamsah itu, yang dalam bentuknya "burung garuda". Mereka meniadakan adanya Rabbul alamin. Padahal, bagi orang-orang mukmin, hanya disuruh meminta pertolongan kepada Allah, Rasul, dan orang-orang mukmin. Bukan kepada sistem, filsafah, dan benda yang merupakan bikinan manusia. Wallahu'alam.

Heru Cahyono, Mahasiswa Fakultas Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN SUKA Yogyakarta.
READMORE -

Rabu, 22 Juni 2011

Wanita Aman Nembak Duluan


"Apabila datang laki-laki (untuk meminang) yang kamu ridhoi agamanya dan akhlaknya maka Nikahkanlah dia, dan bila tidak kamu lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas." (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Keluarga A menolak lamaran si Fulan yang diketahui baik agamanya, padahal anaknya masih gadis yang sangat menyukai Fulan. Si gadis dipaksa menerima lamaran lelaki lain, maka Di kemudian hari timbul kerusakan, Si gadis menderita dan si Fulan menderita. Karena mereka masing masing menikah dengan orang lain yang tidak disukainya.

Sebutlah Fulanah, yang terhindar dari lamaran lelaki yang tidak disukainya, dengan cara nembak duluan lelaki yang disukainya. Fulanah yang cerdas mencoba mencontoh cara Khadijah RA yang tertarik pada keindahan agama lelaki yag disukainya.

Kisah Khadijah RA ialah ketika Setelah Muhammad pulang berdagang dari Syria, Muhammad makin beranjak dewasa, makin terkenal sebagai orang yang dapat dipercaya Al Amin.

Berita mengenai Al Amin tersebut dibawa oleh salah satu bibi nabi bernama Atikah yang menyampaikannya kepada Khadijah, seorang wanita pengusaha sukses yang sedang membutuhkan manager yang dapat dipercaya untuk membawa barang dagangan ke Syria.

Menjelang pertemuan dengan Muhammad untuk melakukan MOU/perjanjian perdagangan, Khadijah berdebarhatinya karena mendengar harumnya nama Muhammad.

Singkat kata, Terjadilah pertemuan bisnis antara rombongan Khadijah dan Muhammad. Dalam MOU (kesepakatan) Muhammad mendapat tugas membawa barang dagangan ke Syria, sama seperti jalur dagang waktu bersama pamannya saat Muhammad berusia 12 tahun.

Khadijah ingin mengenal (taaruf) dengan Muhammad dengan cara yang unik, yaitu : Khadijah memerintahkan asisten kepercayaannya Maisaroh agar ikut rombongan Muhammad membantu dalam perjalanan perdagangan. sehingga Khadijah bisa mengetahui sifat-sifat terpuji Muhammad

Karena salah satu cara mengenal sifat manusia ialah dengan melakukan perjalanan / musafir dalam sebuah rombongan

berikut cara unik khadijah mengenal (taaruf) calon suaminya

Khadijah berbisik pada Maysarah "Bantulah Muhammad, jangan kamu menolak perintahnya, dan perhatikan apa yang Muhammad kerjakan di sepanjang perjalanan, nanti saat kau kembali, katakan semuanya padaku"

Maysarah mendengarkan dan mematuhi apa yg diperintahkan siti Khadijah (bossnya), dalam perjalanan rombongan nabi berdagang di syria (syam), maysaroh melihat awan besar melindungi rombongan dan awan kecil terus mengikuti nabi memayungi nabi dari panasnya gurun pasir yang seolah membakar kulit. Maysaroh takjub.

Perdagangan sukses mendapat laba/ untung besar karena kejujuran dan ketulusan Muhammad Al Amin, ketika rombongan kembali ke markas bisnis Khadijah. Khadijah merasa senang mendengar semua cerita perjalanan dari maysaroh dan khadijah memberikan upah dan hadiah yang besar kepada Muhammad.

Khadijah makin yakin bahwa Muhammad akan menjadi nabi, Khadijah makin terpesona oleh ketulusannya. Lalu Khadijah menyampaikan maksudnya dengan cara meminta bantuan Nafisah yang menyampaikan maksud hatinya tersebut.

Nafisah dengan senang menyampaikan kepada Muhammad, Muhammad akhirnya meng-iyakan.

Nafisah menyampaikan berita gembira itu kepada khadijah. Betapa bahagianya Khadijah mendengar berita itu bagaikan ingin terbang.. rasanya.

Abu Thalib pamannya nabi dan bibinya nabi juga ikut senang mendengarnya dan mendukung pernikahan itu, pernikahan yang indah itu. Muhammad memberi mahar 20 ekor unta (unta di zaman itu adalah kendaraan termahal setelah kuda, jadi 20 unta setara dengan 20 buah mobil mewah di masa kini)

Demikianlah, Wanita melamar ("nembak") duluan dalam arti "memberi sinyal" bukan melamar dalam bentuk upacara adat / ritual

Bila wanita hanya bersifat menunggu tembakan maka akan banyak wanita terjebak oleh lamaran pria yang tidak dicintainya, lalu menolaknya sehingga wanita bisa mendapat fitnah (kerusakan yang meluas) bila menolak lamaran yang datang dari laki-laki baik (shalih) tersebut.

Apalagi di zaman materi ini, banyak lelaki baik-baik tetapi sayang secara lahir dan materi kurang “berkepribadian” (kurang rumah pribadi dan kendaraan pribadi), lelaki model begitu, biasanya bukan idaman kebanyakan wanita masa kini.

Wanita masa kini banyak yang melupakan sabda Nabi tersebut: bila pihak wanita menolak lamaran lelaki baik maka akan timbul fitnah (kesusahan/cobaan/kerusakan yang meluas), bahkan meluasnya kerusakan di masa depan.

Berbagai fitnah/cobaan akan datang. Contohnya

Bisa saja berakibat wanita tersebut menjadi perawan tua, atau si wanita menjadi sangat telat nikah, kalaupun dia menikah maka sebagian dari mereka menikah terpaksa dan mendapat fitnah/menderita menikah dengan lelaki yang tidak dicintainya.

Rumah tangganya menjadi tidak sakinah alias terlalu sering ribut. tidak ada rasa sakinah (tenang) di hati keluarga mereka.

Jadi, Agar wanita terhindar dari hal seperti di atas, maka lebih baik wanita "nembak duluan" silakan perempuan memilih pria yang disukai. Mau Yang ganteng? Atau mau yang pintar atau alim? Atau yang kaya? Terserah anda asalkan amal(perbuatan) dienul islamnya bagus.

Daripada wanita keduluan dilamar pria baik-baik (shalih) diridhai agamanya tetapi wanita atau orangtua menolak, maka keluarga bisa kena bala. Maka Lebih baik si wanita "melamar" duluan. Perkara nanti (takut) ditolak itu resiko.

Agar wanita tidak malu dan tidak gengsi, maka wanita bisa menggunakan jasa perantara alias PI (private investigator) atau bahasa kerennya "mack chomp blanc".

Apabila datang laki-laki (untuk meminang) yang kamu ridhoi agamanya dan akhlaknya maka nikahkanlah dia, dan bila tidak kamu lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas.

(HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Bagaimana dengan komentar, “Gengsi Dong?”

Kebanyakan perempuan kan gengsi kalau mereka yg ’melamar’ duluan.?

Mari kita Jawab: Tidak perlu gengsi, karena banyak sejarah perempuan “menembak” duluan. Siti Julaeha “menembak duluan” Nabi Yusuf AS, yang tampan.

Siti Khadijah “menembak duluan” Nabi Muhammad SAW yang (menurut ulama) Nabi Muhammad SAW lebih tampan daripada nabi Yusuf.

So, wanita yang gengsi akan kalah cepat dan rugi.

“Wah kesempatan nih....! “kata lelaki

Iya kesempatan bagi wanita juga dan juga pria agar berani melamar, mengungkapkan isi hatinya, soal teknis bisa pakai perantara seperti Maysarah, atau kalau berani, wanita langsung bicara dengan cara yang baik.

Kalau Baru Tahap Ta’aruf Bagaimana?

Kalau baru taaruf tidak masalah, karena tidak ada soal penolakan atau tidak penolakan. Taaruf baru tahap saling berkenalan, siapapun boleh kenalan tidak perlu ambil keputusan menerima atau menolak.

berbeda dengan Khitbah (melamar/meminang) “nembak secara resmi”. Dalam meminang wanita berhak menerima lelaki yang baik pengamalan agamanya dan menolak lelaki yang tidak baik pengamalan agamanya.

Bagaimana Kalau Orang tua nggak ridha? kan ana tidak mau jadi anak durhaka?

Bila orang tua yang menolak lamaran calon menantunya yang sudah terbukti baik agamanya maka orangtua sekeluarga tersebut akan mendapat “fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas”. Orang tua yang shalih biasanya tidak akan menolak lamaran pria yang shalih

Bagaimana Sesudah istikharah tetapi orang tua juga tetap menolak ?

Sang orangtua harus diberi pemahaman dan doa dari anak-anaknya.

Jadi, segeralah “menembak duluan” lelaki yang baik amal dienul islamnya.

Siapa cepat, dia dapat…

Heru Cahyono, Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN SUKA Yogyakarta.
READMORE -

Aku Ingin Jadi Pilot



Heru adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara. Masa-masa bahagia di waktu kecil suka bermain di sawah mencari katak dan bermain air di "kalen" dan membuat tenda-tenda kecil untuk berteduh dari panasnya terik matahari yang menyayat kulit hitamnya. Rasa senang, sedih, lucu, aneh dan bahagianya dia lakukan untuk mengikuti pelajaran di sekolahnya.

Mata pelajaran Matematika adalah pelajaran yang paling dia benci saat itu. Gurunya galak, kalau tidak bisa mengerjakan di depan pasti kena hukuman berdiri di depan pintu kelas. Pernah sampai dia menangis karena kena hukuman dan takut dengan gurunya itu yang memasang raut wajah seram dan matanya melotot sambil melihat Heru. Terkadang teman dan sahabat yang tempat tinggalnya hanya berhadapan dengan rumahnya, Nur Rohman namanya sering membantu untuk memberikan jawaban jikalau Pak Guru meminta Heru mengerjakan soal di depan.

Penakut adalah sikap Heru waktu itu, dia tidak suka dengan teman-temannya yang sering mengajaknya bertengkar. Setiap jam istirahat dia manfaatkan untuk ke perpustakaan dan membaca buku atau majalah tentang pesawat terbang. Pernah dalam angan-angannya dia ingin menjadi seorang pilot yang sanggup mengendarai dan menjalankan pesawat terbang. Terkadang waktu istirahat dia sering bermain kejar-kejaran, main kelereng, sepak bola, volly bersama teman-temannya.

Salah satu guru SD-nya yang mengajar di kelas 1 mempunyai usaha menjual Es Ceput dan Manisan. Disini Heru pernah juga dimintai tolong oleh gurunya tersebut untuk menjaga Es Ceput yang di jualnya di depan teras kelas. Dengan duduk dan merangkul Tremos Besar yang didalamnya terdapat kurang lebih 20 Es Ceput dan Manisan dia jual dengan harga 100 rupiah perbijinya. Ia adalah anak yang baik dan jujur, tidak pernah heru mengambil uang atau Es jika memang tidak di ijinkan oleh pemilik usaha itu.

Setiap ujian catur wulan waktu itu, nilai yang di dapat Heru selalu paling jelek dan buruk. Tidak sedikit jika ujian atau ulangan di kelas mendapatkan nilai nol besar. Ya itu akibatnya yang harus di terima Heru karena setiap pelajaran tidak pernah memperhatikan gurunya saat menerangkan. Pernah kejadian Heru dilempar penghapus oleh gurunya karena bercanda saat guru menerangkan pelajaran. ** he he sukurin :)Selain dapat lemparan penghapus papan tulis terkadang gurunya juga menjewer telinganya sampai merah...ckckck kasian...

Tidak tau sejak kapan Heru menyukai Maria teman sekelasnya yang putih, tinggi, cantik, pintar, rambutnya panjang. Tapi sayang Maria tidak menyukainya.., dengan berbagai usaha yang dilakukan Heru untuk mendapatkan sang pujaan hati ini ia lakukan tapi dalam wujud apa untuk membuktikan cinta kepadanya? "lupa eee" Temen-temen sekelasnya banyak yang membujuk dan kadang bercanda dengan menjodohkan atau bahasa gaulnya di comblangin gitu,... tapi tak berhasil juga...ya sudahlah :(

Saat yang menegangkan dan mendebarkan adalah ketika menanti hasil pengumuman kelulusan. Karena jika dia tidak lulus maka ia akan di tempatkan di Pondok Pesantren dan tidak melanjutkan sekolah impian di SMP yang diinginkannya. Karena Heru termasuk anak yang paling tidak suka berada di Pondok Pesantren, "anti pati dah pokoknya ..." Setelah beberapa menit dan hasil Ujiannya di bagikan kepada wali murid alhamdulillah SAYA LULUS!!!! perasaan senang dan bahagia tak terbendung dan ku luapkan dengan teriak-teriak "aku lulus...aku lulus".

Sampai dirumah langsung saja Heru berdiskusi dengan kakaknya untuk membahas sekolah yang akan dimasukinya. Setelah beberapa pertimbangan dan memusyawarahkan dengan keluarga akhirnya Heru mendaftar di SMP N 2 Toroh dan dia diterima di Sekolah tersebut. To Be Continue.....
READMORE -

Selasa, 21 Juni 2011

Kisah Sahabat Nabi: Abu Sufyan bin Harits, Ketua Pemuda Surga


Tidak ada tali-temali yang menghubungkan dua pribadi seperti yang mengikat Rasulullah SAW dengan Abu Sufyan bin Harits. Dua insan itu lahir nyaris bersamaan. Keduanya sebaya dan dibesarkan dalam keluarga yang sama.

Abu Sufyan—bukan Abu Sufyan bin Harb, ayah Muawiyah—adalah sepupu Rasulullah SAW. Ayahnya, Harits bin Abdul Muthalib, adalah saudara Abdullah, ayah Nabi Muhammad. Hubungan keduanya menjadi semakin erat karena mereka disusui oleh Halimah Sa'diyah secara bersamaan. Mereka pun menjadi dua sahabat bermain yang saling mengasihi satu sama lain.

Karena hubungan yang demikian erat tersebut, maka kebanyakan orang menyangka Abu Sufyanlah yang akan paling dahulu menyambut seruan Rasulullah SAW, dan dialah yang paling cepat memercayai serta mematuhi ajarannya dengan setia.

Namun kenyataannya tidak. Bahkan sebaliknya, justru ketika Rasulullah mulai menyampaikan dakwah di kalangan kerabatnya secara sembunyi-sembunyi, api kebencian menyala di hati Abu Sufyan. Kepercayaan dan kesetiaannya selama ini berubah menjadi permusuhan. Hubungan kasih sayang sebagai satu keluarga, satu saudara, sebaya dan sepermainan, pupus dan berubah jadi pertentangan.

Abu Sufyan adalah penunggang kuda yang terkenal dan penyair berimajinasi tinggi. Dengan dua keistimewaannya itu, ia tampil memusuhi dan memerangi Rasulullah yang saat itu mulai berdakwah secara terang-terangan.

Bila kaum Quraisy menyalakan api permusuhan melawan Rasulullah dan kaum Muslimin, maka Abu Sufyan pasti tampil di antara mereka. Lidahnya yang selalu menyemburkan syair terus menyindir Rasulullah dengan kata-kata kotor dan menyakitkan hati. Keadaan itu terus berlangsung selama dua puluh tahun.

Akhirnya, Allah melapangkan dada Abu Sufyan untuk menerima Islam sebagai agamanya. Lalu bersama putranya, Ja'far, ia berangkat menemui Rasulullah di Madinah.

Ketika bertemu Rasulullah, Abu Sufyan menjatuhkan diri di hadapan beliau. Namun Rasulullah memalingkan wajahnya, tidak mau menerima Abu Sufyan. Ia pun mendatangi Nabi dari arah lain, tetapi Rasulullah tetap menghindar. Hal itu terjadi beberapa kali.

Setelah berlangsung beberapa lama, akhirnya Rasulullah menerima keislaman Abu Sufyan. Beliau bersabda, "Tiada dendam dan tiada penyesalan, wahai Abu Sufyan."

"Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepada saudara sepupumu ini cara berwudhu dan shalat," pinta Abu Sufyan. Demikianlah, akhirnya Abu Sufyan memeluk agama Islam dan menjadi pelindung utama Rasulullah SAW.

Sejak keislamannya, Abu Sufyan menghabiskan waktunya dengan beribadah dan berjihad, untuk menghapus bekas-bekas masa lalu dan mengejar ketertinggalannya.

Dalam peperangan-peperangan yang terjadi setelah Fathu Makkah, ia selalu ikut bersama Rasulullah. Ketika berlangsung Perang Hunain, Abu Sufyan tak mau ketinggalan dalam membela panji-panji Islam.

Kala itu Abu Sufyan tengah memegang erat kendali kuda Rasulullah. Ia ingin berjuang di jalan Allah dan syahid di hadapan beliau. Maka sambil memegang erat tali kekang dengan tangan kirinya, tangan kanannya memegang pedang seraya menebas tiap musuh yang mencoba mendekati dan menyerang Rasulullah SAW. Akhirnya kaum Muslimin meraih kemenangan dalam perang itu.

Ketika suasana agak tenang, Rasulullah memandang ke arah sekitarnya. Didapatinya seorang mukmin tengah memegang erat-erat tali kekang kudanya. Rupanya, sejak pertempuran berkecamuk, orang itu tetap berada di tempatnya dan tidak pernah meninggalkannya. Ia tetap berdiri melindungi Rasulullah.

Rasulullah menatapnya lekat-lekat, lalu berkata, "Siapakah ini? Oh, saudaraku Abu Sufyan bin Harits! Aku telah meridhaimu dan Allah telah mengampuni dosa-dosamu."

Mendengar ucapan Rasulullah SAW itu, hati Abu Sufyan berbunga-bunga. Semangatnya kembali muncul. Ia pun kembali bergabung dalam barisan kaum Muslimin yang mengejar sisa-sisa pasukan musuh.

Sejak Perang Hunain itu, Abu Sufyan benar-benar merasakan nikmat Allah dan keridhaan-Nya. Dia merasa mulia dan bahagia menjadi sahabat Rasulullah. Hari-harinya dipenuhi dengan ibadah, mentadabburi Al-Qur'an, dan mengamalkannya. Dia berpaling dari kemewahan dunia, dan menghadap Allah dengan seluruh jiwa raganya.

Suatu ketika, Rasulullah melihatnya di dalam masjid. Beliau berkata kepada Aisyah, "Wahai Aisyah, tahukah kamu siapakah orang itu?"

"Tidak, ya Rasulullah," jawab Aisyah.

"Dia anak pamanku, Abu Sufyan bin Harits. Perhatikanlah, dialah yang paling pertama masuk masjid dan paling terakhir keluar. Pandangannya tidak pernah beranjak dan tetap menunduk ke tempat sujud. Dialah ketua pemuda di surga."

Pada masa pemerintahan Umar bin Al-Khathab, Abu Sufyan merasa ajalnya sudah dekat. Lalu digalinya kuburan untuk dirinya sendiri. Dan tidak lebih dari tiga hari setelah itu, maut pun datang menjemputnya, seolah memang telah berjanji sebelumnya.

Sebelum ruhnya meninggalkan jasad, ia berpesan kepada keluarganya, "Sekali-kali janganlah kalian menangisiku. Demi Allah, aku tidak melakukan dosa sedikit pun sejak masuk Islam."

Khalifah Umar turut menyalatkan jenazahnya. Al-Faruq meneteskan air mata duka atas kepergian salah seorang sahabatnya itu.

Heru Cahyono, Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN SUKA 2010
READMORE -

Selasa, 14 Juni 2011

Bagaimana Mengetahui Hadist itu Palsu?

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba’d.

Di masa awal Islam, memang pernah terjadi beredarnya hadits-hadits palsu secara massal. Ada banyak sebabnya, namun salah satu latar belakangnya adalah perpecahan politis di kalangan beberapa kelompok di masa itu. Masing-masing kelompok berusaha membuat argumen yang memenangkan golongannya. Salah satunya dengan menggunakan hadits palsu atau maudhu`.

Hadits palsu ini sama sekali tidak berasal dari Rasulullah SAW, melainkan hanya dibuat-buat sendiri sesuai kebutuhan politik saat itu. Kenyataan ini memberi motivasi kepada para ulama untuk melakukan penelusuran riwayat hadits-hadits itu. Maka sejak itu terjadilah sebuah revolusi besar dalam dunia ilmu pengetahuan dengan ditemukannnya metode penelusuran hadits yang fenomenal. Metode ini unik dan hanya ada satu-satunya di dunia. Hanya ada di dalam agama Islam saja. Agama lain tidak pernah mengenal metode demikian.

Secara sederhana, para ulama yang serius memperhatikan kebenaran hadits melakukan pengecekan kebenaran hadits dari orang per-orang hingga kepada Rasulullah SAW. Bila jalur (sanad) terputus, maka hadits itu tertolak. Sedangkan bila sampai kepada Rasulullah SAW, masih dilihat kekuatan periwayatannya. Salah satunya dengan melihat riwayat hidup orang-orang yang meriwayatkan hadits itu. Ukuran standarnya adalah masalah `adil dan dhabith .

`Adil

Yang dimaksud dengan `adil adalah bahwa orang itu baik perilakunya dan sesuai dengan ajaran Islam. Bukan hanya dari sisi aqidah dan penerapan syariat, tetapi sampai kepada masalah akhlaq, moral dan etika. Sehingga seorang perawi hadits yang pernah kedapatan berbohong sekali saja dianggap sudah melemahkan periwayatan haditsnya. Atau bila melakukan hal-hal yang dianggap tidak sejalan dengan akhlaq dan nilai etika moral dalam Islam, maka orang itu akan dicap sebagai kurang `adil.

Dhabith

Yang dimaksud dengan dhabith adalah kekuatan hafalan dan kekonsistenan periwayatannya. Bila ada seorang perawi meriwayatkan sebuah hadits lalu di saat yang lain meriwayatkan lagi tapi berbeda isi atau redaksinya, maka orang itu dinilai kurang baik dari sisi dhabithnya. Dan akan dicap sesuai dengan kondisi dan keadaannya. Atau bila dia terlupa dengan hadits yang pernah diriwayatkannya, maka nilai kedhabitannya menjadi berkurang.

Anda bisa bayangkan bahwa periwayat hadits itu jumlah mencapai ribuan bahwa ratusan ribu orang. Palig tidak ada rentang waktu 100 s/d 200 tahun antara masa hidup Rasulullah SAW dengan masa periwayatan haditssebelum dikodifikasi. Satu persatu mereka diteliti dan didatangi serta didata kondisi keadilan dan kedhabitannya.

Diantara tokoh besar yang melakukan proyek maha raksasa ini adalah Imam Al-Bukhari, Imam Muslim, Imam An-Nasa`i, Imam At-Tirmizi, Imam Abu Daud, Imam Ibnu Majah dan masih banyak yang lainnya. Khusus Bukhari dan Muslim, keduanya terkenal dengan ketatnya seleksi atas hadits-hadits yang mereka riwayatkan. Syarat keshahihan hadits yang mereka pilih sangat berat, sehingga dari sekian juta hadits yang berserakan, tinggal kira-kira 6 ribuan saja yang mereka masukkan ke dalam kitab shahihnya. Kitab yang mereka jadikan sebagai pedoman hadits shahih adalah Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim.

Sedangkan yang lainnya masih banyak yang shahih, meski masih perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut. Salah satunya adalah yang dimasa kini dilakukan oleh salah seorang ulama Syeikh Nashiruddin Albani. Beliau melakukan penelusuran ulang pada kitab-kitab yang telah diriwayatkan oleh para tokoh hadits ashabus sunan lalu memilahnya berdasarkan yang shahih dan yang dha`if. Misalnya tulisan beliau Silsilah Al-ahadits As-Shahihah .

Al-Jarhu Wat- Ta`dil

Ini adalah ilmu untuk menelusuri kondisi `adil dan dhabith seorang rawi. Di dalamnya terdapat sekian banyak kriteria tentang keadilan dan kedhabithan seseorang. ermasuk di dalam kekayaan disiplin ilmu ini adalah kitab-kitab yang memuat daftar nama para perawi seperti kitab Siar A`lam An-Nubala , masterpiece ulama hadits terkenal, Az-Zahabi. Kitab ini terdiri dari 28 jilid tebal yang memuat daftar para perawi hadits. Selain itu khusus untuk Masalah Jarh dan Ta dil, Abu Hatim Ar-Razi telah menyusun kitab yang berjudul Al-Jarhu Wat-Ta`dil . Kitab ini terdiri dari 10 jilid tebal.

Dengan semua keberadaan ilmu hadits ini, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk bingung bila menemukan hadits, apakah palsu atau shahih dari Rasulullah SAW. Tinggal sejauh mana kita mau belajar disiplin ilmu ini dengan baik serta mengerti manfaat dan tujuannya.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

http://www.syariahonline.com/konsultasi/?act=view&id=9925

Heru Cahyono 10210104 Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2010.
READMORE -

Rabu, 08 Juni 2011

PEMBICARAAN INFORMATIF


JOSEPH A. DEVITO

Oleh:
Heru Cahyono 10210104





Pembicaraan Informatif
>> Bila anda mengkomunikasikan informasi anda memberitahukan pendengar sesuatu yang tidak mereka ketahui sebelumnya. Apapun macam informasi yang anda informasikan. (Goss, 1989; Wesse, 1982)
Prinsip-prinsip Pembicaraan Informatif
 Batasi jumlah Informasi
 Tekankan Manfaat
 Kaitkan Informasi Baru dengan yang Lama
 Sajikan Informasi Melalui Beberapa Alat Indera
 Variasikan tingkat Abstraksi
Macam-macam Pembicaraan Informatif
o Pembicaraan Deskripsi
Strategi untuk menguraikan, berikut ini adalah saran untuk menguraikan benda atau obyek :
- Gunakanlah pola spatial atau topical bila menguraikan obyek dan orang.
- Gunakan pola temporal bila menjelaskan peristiwa atau proses.
- Gunakanlah beragam katagori diskriptif. Uraikan obyek atau peristiwa dengan berbagai kategori diskriptif.
- Pikirkan juga kategori social, psikologis, dan ekonomisnya.
- Pertimbangkanlah penggunaan alat bantu audiovisual. Dalam menguraikan obyek atau orang tayangkanlah gambar.
- Tayangkanlah gambar otak, bagian dalam telepon, rangka tubuh. Dalam menguraikan peristiwa dan proses.
- Buatlah diagram atau bagan arus untuk menggambarkan tahap-tahap dalam pembelian sediaan, mencetak Koran, atau menggabungkan sebuah parade.
- Pertimbangkanlah pola wartawan siapa, apa, dimana, kapan dan mengapa. Kategori ini terutama berguna bila ingin menguraikan peristiwa atau proses.
Mengembangkan Pembicaraan Deskriptif
Dalam mengembangkan pembicaraan deskriptif pembicara dapat menjelaskan setiap langkahnya secara perlahan-lahan kepada pendengar, menggunakan audiovisual sebagai media akan mempermudah pembicara dalam menjelaskan dan memudahkan pendengar atau khalayak untuk mengerti maksud dari pembicaraan.
o Pembicaraan Mengenai Definisi
Strategi untuk mendefinisikan :
 Gunakan berbagai macam definisi
1. Definisi menurut Estimologi, sebagai contoh, dalam mendefinisikan kata komunikasi, anda dapat menjelaskan bahwa kata ini berasal dari kata Latin Communis, yang berarti ‘bersama’ (common). Dalam berkomunikasi, anda berusaha membangun kebersamaan, kesamaan, atau keserupaan dengan orang lain.
2. Definisi menurut Pakar, anda dapat, misalnya, mendefinisikan berpikir lateral dengan mengatakan bahwa Edward deBono (1977), yang mengembangkan konsep berpikir lateral di tahun 1966, mengemukakan bahwa “berpikir lateral adalah mencoba memandang sesuatu dari sudut yang berbeda”.
3. Definisi menurut Operasi, dalam definisi operasional anda mendefinisikan suatu konsep dengan memperlihatkan operasi-operasi yang anda lakukan dalam menyusun obyek. Jadi, misalnya cara mengkafani mayat, dengan dipraktekkan dengan benda/boneka dan diperlihatkan cara-caranya.
4. Definisi dengan Simbolisasi Langsung, anda juga dapat mendefinisikan suatu istilah dengan simbolisasi langsung, dengan memperlihatkan benda aslinya atau gambar atau model benda tersebut.
 Pastikan definisi itu menambah kejelasan
 Gunakanlah sumber yang terpercaya jika mendefinisikan berdasarkan pakar
 Mulailah dari yang dikenal ke yang belum dikenal pendengar.
Mengembangkan Pembicaraan tentang Definisi
1. Penyembunyian (concealment) adalah proses menyembunyikan kebenaran
2. Pemalsuan (Falsification) adalah proses memberikan informasi yang tidak benar seakan-akan itu benar
3. Penyesatan (misdirection) adalah proses mengakui suatu perasaan tetapi tidak mengungkapkan sebab yang sebenarnya
o Pembicaraan Demonstrasi
Strategi untuk demonstrasi :
1. Jangan melampaui suatu langkah meskipun anda merasa bahwa langkah itu sudah dikenal oleh pendengar, mungkin saja mereka belum mengenalnya.
2. Sajikan gambaran umum dan kemudian bicarakan langkah-langkah satu demi satu. Dalam demonstrasi seringkali membantu bila anda terlebih dulu memberikan gambaran umum dan kemudian menyajikan setiap langkah secara rinci.
3. Gunakan alat bantu visual yang memperlihatkan langkah-langkah proses secara berurutan.
Mengembangkan Pembicaraan Demonstrasi
Dalam mengembangkan pembicaraan demonstrasi pembicara menjelaskan langkah demi langkah untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Memungkinkan untuk menggunakan media, misalnya seperti gambar-gambar yang sesuai dengan yang dibicarakan atau yang disampaikan.

Mengaplikasikan Bahan
Setelah anda mengidentifikasi sasaran spesifik dan pokok-pokok bahasan anda, curahkanlah perhatian anda untuk mendukung atau mengamplifikasi pokok-pokok bahasan anda, curahkanlah perhatian anda untuk mendukung atau mengamplifikasi pokok-pokok bahasan ini. Kembangkan setiap pokok bahasan sedemikian hingga khalayak pendengar akan mamahaminya secara lebih mudah dan lebih sempurna. Dalam bagian ini dijelaskan tiga cara untuk menjelaskan atau mengamplifikasi pokok-pokok bahasan anda; menggunakan contoh dan ilustrasi, kesaksian atau pembuktian (testimony), dan alat bantu audiovisual.
1. Contoh dan Ilustrasi
Contoh dan ilustrasi adalah hal-hal spesifik yang dijelaskan secara rinci. Hal spesifik yang relative singkat adalah contoh. Contoh yang lebih panjang dan lebih rinci yang disampaikan dalam bentuk narasi atau cerita adalah ilustrasi.
Contoh dan ilustrasi bermanfaat bila anda ingin membuat kongkrit konsep yang abstrak. Sebagai contoh, sulit sekali khalayak pendengar untuk memahami secara persis apa yang anda maksudkan dengan konsep-konsep abstrak seperti “penyiksaan”, “kehilangan kebebasan”, “persahabatan”, dan “cinta” kecuali jika anda memberikan contoh-contoh dan ilustrasi dari apa yang anda maksudkan. Contoh dan ilustrasi anda juga mendorong para pendengar untuk mengetahui gambaran anda sendiri mengenai konsep-konsep itu dan bukan gambaran mereka sendiri.
2. Kesaksian atau Pembuktian
Dalam menggunakan kesaksian, tanyailah diri anda dengan beberapa pertanyaan berikut.
a. Apakah kesaksian itu disajikan secara jujur?
b. Apakah orang yang dikutip memang pakar dalam subyek ini?
c. Apakah orang ini tidak berpihak?
d. Apakah kesaksian ini masih baru?
3. Alat Bantu Audiovisual
Bila anda merencanakan suatu pembicaraan, pertimbangkanlah untuk menggunakan alat bantu audiovisual—sarana cisual atau audio untuk menjelaskan atau memperkuat pembicaraan anda (Heinrich dkk. 1983;Kemp & Dayton, 1985). Pada saat awal, tanyailah diri anda apakah anda perlu menggunakan suatu alat bantu audiovisual. Bagaimana alat itu akan membuat pembicaraan anda lebih efektif? Apa jenis alat yang perlu anda gunakan? Bagan? Slide? Model? Bagaimana anda akan membuat alat bantu anda dapat membantu anda mencapai sasaran pembicaraan? Bagaimana anda harus menggunakan alat bantu selama pembicaraan anda?
Alat bantu audiovisual bukanlah sekedar tambahan yang tidak berarti. Alat-alat ini merupakan bagian yang integral dari pembicaraan anda dan mempunyai fungsi yang penting.
Fungsi Penting Alat Bantu Audiovisual
1. Menambah Kejelasan
2. Membantu Pendengar Mengingat
3. Memperkuat Pesan Anda

STUDIO_89@copyright_heroe photography
READMORE -

Rabu, 01 Juni 2011

Tabah Menghadapi Cobaan


Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberikan tuntunan di dalam Al Quranul Karim, yang artinya :

“Dan sesungguhnya Kami akan mengujimu dengan sesuatu cobaan, seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah‑buahan. Namun gembirakanlah orang‑orang yang shabar. Yaitu orang‑orang yang bila di timpa malapetaka (musibah) diucapkannya “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”. Merekalah orang‑orang yang mendapat berkat dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka pulalah orang‑orang yang mendapat petunjuk”

(QS.2,Al‑Baqarah,ayat 155‑157).



Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menetapkan satu ketentuan yang amat pasti di dalam kehidupan manusia yakni keyakinan akan adanya musibah disamping nikmat, siang sesudah malam, jugaadanya rugi disamping laba, sakit dan senang, bahkan hidup dan mati. Sunnatullah ini akan di lalui secara bergantian.



Rasulullah SAW senantiasa mengingatkan supaya manusia selalu menjaga kesehatan sebelum sakit datang, dan supaya senantiasaberhati‑hati sewaktu kaya karena miskin bisa mendera,dan selalu pula berhati‑hati dikala hidup sebelum mati datang menjelang, serta berhati‑hati pula sewaktu muda sebelum tua datang menghadang.



Begitulah bimbingan Agama Islam, yang pada hakekatnya menanamkan satu sikap hidup yang positif, yaitu “kehati‑hatian” serta berpantang menyerah. Setiap insan Muslim di ajarkan hidup di dalam sikap optimistis yang tinggi. Inilah ajaran agama yang haq.



Musibah, dalam pandangan agama adalah sesuatu padanan di dalam hidup. Di dalam musibah terkandung makna yang dalam artinya. Diantaranya mengingatkan kembali kepada manusia, bahwa dirinya berada di dalam genggaman Allah Yang Maha Kuasa, sebagai inti dari ajaran tauhid.



Musibah, tidak selamanya bernilai azab. Adakalanya hanya sebatas ujian belaka. Dan di balik ujian itu tersedia sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Matematika seperti ini kadang kala tidak terangkat oleh bingkai rasionil semata. Namun berada di dalam ‘wilayah’ keyakinan.



‘Asaa an takrahu syai‑an wa huwa khairun lakum, wa ‘asaa an tuhibbu syai‑an wa huwa syarrun lakum. Wallahu a’lamu wa antum laa ta’lamun.



Artinya, mungkin saja, yang engkau benci itu di baliknya ada sesuatu yang paling engkau senangi. Dan mungkin pula di sebalik yang engkau senangi itu ada pula yang sangat engkau benci. Dan Allah semata yang Maha Tahu, sementara engkau sendiri tidak berpengetahuan (mengenai rahasia di balik semua peristiwa). Begitulah bimbingan wahyu Al Quran.



Musibah atau cobaan dalam kehidupan seseorang atau kelompok masyarakat, sebenarnya mengandung ajakan untuk melakukan suatu koreksian (introspeksi).Bila pada masa sebelumnya terlakukan suatu kelalaian, maka sesudah itu harus tumbuh sikap kesungguhan untuk memperbaiki situasi itu kearah yang lebih baik.



Dan bila pada masa‑masa sebelumnya yang tersua senyatanya hanya kebaikan, maka ada kewajiban meningkatkan kebaikan itu menjadi lebih sempurna. Sehingga dengan setiap kali datangnya musibah (ujian) manusia senantiasa meningkat taraf kedudukannya kepada suatu tingkat yang lebih tinggi.



Cobaan tidak menjadikan manusia berputus asa. Cobaan tidak semestinya menjadikan manusia hilang kepercayaan diri.

Kepercayaan diri akan lenyap dikala manusia melupakan Tuhannya, serta membelakangi ajaran agamanya.



Satu‑satunya benteng agama yang dianugerahkan untuk setiap

manusia di dalam menghadapi sebarang musibah adalah sabar, yaitu tegar dan tabah, di iringi oleh segenap ikhtiar yang lebih baik dalam kemasan bekerja dan berdo’a.Segera kembali kepada Allah dengan mematuhi semua ajaran‑ajaran Nya, dan menjauhi setiap larangan‑Nya adalah hakekat sabar yang sebenarnya.



Semoga semua kita yang tertimpa musibah hari ini (kekeringan, tiada hujan, kabut dan asap, kecelakaan, kelaparan, musnahnya ikan di karamba Maninjau, naiknya harga, bertambahnya jumlah kemiskinan, langkanya BBM dan lain seumpama itu), dapat mengambil iktibar yang mendalam dari bentuk cobaan Allah ini, supaya kita bersegera kembali kepada Nya, dan ber‑istighfar memohon ampun atas segala kesalahan baik yang di ketahui, ataupun yang tidak.



Kembali beribadah, hidupkan fikiran dan gerakkan tenaga, cari apa yang di redhai Allah, supaya Allah senantiasa meredhai usaha‑usaha kita.



Sekali‑kali jangan berputus asa terhadap rahmat dan lindungan ALLAH. Begitulah hendaknya, Amin.

Heru Cahyono, Mahasiswa Fakultas Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN SUKA Yogyakarta 2010.
READMORE -